Materi: Biologi (Bab 20 Bioteknologi)
Kotak peralatan DNATopik | Isi Ringkasan |
---|---|
Penemuan Awal | Tahun 1995: pertama kali genom bakteri Haemophilus influenzae disekuensing; memicu revolusi genomik. Tahun 2007: lebih dari 2.000 genom disekuensing. |
DNA Rekombinan | Menggabungkan segmen DNA dari spesies berbeda secara in vitro untuk mempelajari ekspresi gen dan menghasilkan teknologi manipulasi DNA. |
Bioteknologi | Manipulasi organisme dan komponen selnya untuk menghasilkan produk bermanfaat. Dulu terbatas pada seleksi buatan, kini mencakup rekayasa genetik. |
Rekayasa Genetik | Memasukkan gen baru secara langsung untuk tujuan praktis; memperluas aplikasi bioteknologi di banyak bidang. |
Aplikasi Teknologi DNA | Meliputi pertanian, hukum, dan kedokteran. Contohnya: microarray untuk mempelajari ekspresi 2.400 gen sekaligus. |
Tujuan Bab | Menjelaskan teknik manipulasi DNA, analisis ekspresi gen, rekayasa genetika, sel punca, dan dampaknya pada masyarakat. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Pengertian Pengklonaan DNA | Proses membuat banyak salinan dari segmen DNA tertentu, biasanya dilakukan dengan menyisipkan DNA ke plasmid dan memperbanyaknya dalam bakteri. |
DNA Rekombinan | DNA hasil gabungan dari dua sumber berbeda, sering melibatkan plasmid sebagai vektor dan bakteri sebagai host, menghasilkan bakteri rekombinan. |
Manfaat Pengklonaan | Untuk membuat salinan gen dalam jumlah besar dan menghasilkan protein, seperti hormon pertumbuhan, insulin, atau protein terapi lainnya. |
Aplikasi Bioteknologi | Meliputi rekayasa genetik untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama, mengatasi penyakit jantung, dan membantu pertumbuhan manusia. |
Peran Plasmid | Vektor kecil berbentuk cincin yang umum digunakan dalam rekayasa genetik karena mudah dimodifikasi dan direplikasi dalam bakteri. |
Contoh Aplikasi (Peraga 20.2) |
|

Pengunaan enzim restriksi untuk membuat DNA Rekombian
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Pengertian Enzim Restriksi | Enzim yang digunakan dalam rekayasa genetika untuk memotong DNA pada lokasi spesifik yang dikenal sebagai restriction site. |
Asal dan Fungsi Enzim Restriksi | Ditemukan pada bakteri sebagai perlindungan dari DNA asing. Berfungsi memotong DNA virus atau organisme lain. |
Sifat Enzim Restriksi | Sangat spesifik, hanya mengenali urutan DNA pendek tertentu, biasanya simetris (palindrom). Memotong DNA menghasilkan ujung lengket (sticky end). |
Contoh Penggunaan | DNA dari sumber berbeda (misal: manusia dan bakteri) dipotong dengan enzim yang sama, sehingga bisa digabungkan membentuk DNA rekombinan. |
Peran DNA Ligase | Enzim yang menyatukan ujung-ujung DNA yang lengket, membentuk satu molekul DNA utuh hasil rekombinasi. |
Ilustrasi Proses (Peraga 20.3) |
|

Pengklonaan gen eukariotik dalam plasmid bakteri
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Vektor Pengklonaan | Adalah molekul DNA (contohnya plasmid) yang membawa DNA asing ke dalam sel inang dan mampu bereplikasi di sana. |
Plasmid sebagai Vektor | Sering digunakan karena mudah diisolasi, mudah dimodifikasi in vitro untuk memasukkan DNA asing, dan mudah dimasukkan kembali ke sel bakteri. |
Replikasi Cepat | Plasmid rekombinan dalam bakteri dapat memperbanyak diri dengan cepat seiring tingginya laju reproduksi sel inang bakteri. |
Tujuan | Untuk mengklon gen-gen eukariotik ke dalam plasmid bakteri guna memperbanyak gen atau memproduksi protein tertentu secara efisien. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Tujuan Kloning | Memeriksa apakah protein tertentu (misal: β-globin manusia) memiliki fungsi berbeda pada organisme lain atau spesies lain. |
Plasmid dan Gen Penanda | Plasmid rekombinan dirancang mengandung gen ampr (resistensi ampisilin) dan lacZ (enzim pemecah X-gal), digunakan untuk seleksi koloni. |
Proses Penggabungan | DNA kolibri dan plasmid dipotong dengan enzim restriksi yang sama, kemudian disatukan menggunakan DNA ligase untuk membentuk DNA rekombinan. |
Transformasi dan Seleksi | DNA rekombinan dimasukkan ke dalam sel bakteri E. coli melalui transformasi. Medium seleksi berisi ampisilin dan X-gal digunakan untuk membedakan koloni berdasarkan warna. |
Identifikasi Koloni |
|
Metode Riset (Peraga) |
Penjelasan visual tahap demi tahap:
|
Catatan | Hanya sebagian kecil bakteri yang menerima DNA rekombinan; seleksi dengan antibiotik dan pewarna penting untuk identifikasi. |

Menyimpan Gen Hasil Pengklonaan dalam Pustaka DNA
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Pengertian Pustaka Genom | Kumpulan klona DNA hasil pengklonan seluruh genom suatu organisme ke dalam plasmid atau virus; setiap koloni membawa satu fragmen genom. |
Pustaka Plasmid vs Pustaka Fag |
|
Pustaka Kromosom Artifisial Bakteri (BAC) | Digunakan untuk menyimpan fragmen genom besar (100.000–300.000 pasang basa); cocok untuk proyek genom skala besar. |
Tujuan Pustaka DNA | Menyimpan semua fragmen DNA genom suatu organisme dalam bentuk yang dapat diperbanyak dan dipelajari kembali kapan saja. |
Pustaka cDNA | Dibuat dari mRNA yang sudah diproses. Mengandung hanya gen yang aktif (diekspresikan), tanpa intron. Digunakan untuk kloning gen ekspresi spesifik. |
Langkah Membuat cDNA |
|
Kelebihan Pustaka cDNA | Fokus pada gen yang aktif saja (ekspresi gen), sangat cocok untuk penelitian ekspresi dan fungsional gen tertentu. |

Penapisan Pustaka DNA untuk Menemukan Klona Pengandung Gen yang Diinginkan
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Tujuan Penapisan | Menemukan koloni bakteri (klona) yang mengandung gen target, seperti gen β-globin, dari pustaka DNA yang berisi jutaan klona. |
Metode Dasar | Menggunakan sekuens DNA pendek yang komplementer terhadap gen target. Probe ini disebut asam nukleat (nucleic acid probe). |
Prinsip Hibridisasi | Asam nukleat probe akan berikatan (hibridisasi) dengan urutan DNA yang komplementer di dalam koloni klona jika gen target ada. |
Contoh Pasangan Komplementer |
Jika sekuens target: 5’–GGCTAACTAGAC–3’ Maka probe: 3’–CCGATTGATCTG–5’ |
Deteksi Probe | Probe dilabel dengan isotop radioaktif atau zat fluoresen agar lokasi ikatannya bisa dideteksi. |
Langkah Penapisan |
|
Hasil Akhir | Koloni terpilih mengandung gen target (misal: β-globin) dan dapat digunakan untuk produksi atau penelitian lebih lanjut. |

Pengekspresian Gen-gen Eukariotik Hasil PengklonaanSistem Ekspresi Bakteri
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Tantangan Utama | Gen eukariotik sulit diekspresikan dalam sel bakteri karena perbedaan mekanisme ekspresi gen, termasuk promotor dan keberadaan intron. |
Solusi 1: Vektor Ekspresi | Vektor khusus yang memiliki promotor bakteri aktif untuk memastikan gen eukariotik bisa dikenali dan diekspresikan oleh bakteri. |
Fungsi Vektor Ekspresi | Menempatkan gen eukariotik di hilir promotor bakteri agar bisa dibaca dan ditranskripsi dengan benar oleh mesin ekspresi bakteri. |
Masalah Intron | Gen eukariotik biasanya mengandung intron, sementara bakteri tidak memiliki sistem penyuntingan RNA untuk menghilangkannya. |
Solusi 2: Menggunakan cDNA | Gunakan bentuk cDNA (komplementer DNA) yang hanya mengandung ekson (bagian pengode), sehingga bisa langsung diekspresikan oleh bakteri. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Masalah Utama | Sel bakteri tidak cocok untuk mengekspresikan gen eukariotik karena perbedaan dalam modifikasi dan sistem ekspresi gen. |
Solusi: Menggunakan Sel Eukariotik | Gunakan sel ragi (khususnya khamir) karena mudah tumbuh, memiliki plasmid, dan mampu mengekspresikan gen eukariotik. |
Kromosom Artifisial | YAC (Yeast Artificial Chromosome) dapat membawa DNA besar yang mencakup hampir seluruh gen, lengkap dengan elemen penting seperti centromer dan telomer. |
Keuntungan YAC | Dapat menampung DNA lebih panjang daripada plasmid, sehingga lebih cocok untuk klon gen utuh dan kompleks. |
Alternatif Lain | Gunakan sel hewan, karena banyak protein eukariotik hanya aktif setelah modifikasi pasca-translasi (misalnya penambahan gugus gula). |
Teknik Memasukkan DNA |
|
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Definisi PCR | Teknik untuk memperbanyak (mengamplifikasi) segmen DNA secara cepat dan selektif di luar sel (in vitro) menggunakan enzim dan siklus suhu. |
Keunggulan |
|
Tahapan PCR |
|
Enzim Penting | Taq polymerase dari bakteri termofilik yang tahan panas, memungkinkan PCR berjalan otomatis tanpa mengganti enzim tiap siklus. |
Spesifisitas | Bergantung pada desain primer yang spesifik terhadap kedua ujung target DNA; panjang minimal primer sekitar 15 basa. |
Hasil Siklus | Mulai siklus ke-3, muncul fragmen target utuh; jumlah fragmen spesifik akan meningkat eksponensial tiap siklus. |
Keterbatasan | Kesalahan replikasi dapat terjadi; hasil PCR tidak sebaik kloning sel untuk produksi skala besar. Hasil PCR perlu diverifikasi melalui sekuensing. |
Aplikasi PCR |
|
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Tujuan Analisis Gen | Setelah DNA diklon dan tersedia dalam jumlah besar, analisis dapat dilakukan untuk memahami fungsi, variasi, dan ekspresi gen. |
Pertanyaan Biologis |
|
Langkah Awal | Mempelajari teknik laboratorium standar untuk analisis DNA dan fungsi genetik sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan biologis tersebut. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Elektroforesis Gel | Teknik pemisahan DNA atau RNA berdasarkan ukuran menggunakan gel dan medan listrik. Molekul bermuatan negatif akan bergerak ke kutub positif, molekul kecil bergerak lebih cepat. |
Aplikasi Elektroforesis |
|
Analisis Fragmen Restriksi | Fragmen DNA yang dihasilkan dari pemotongan enzim restriksi menghasilkan pola pita khas pada gel; pola ini berbeda untuk setiap alel/genom. |
Contoh Klinis | Mutasi pada gen β-globin manusia (penyakit sel sabit) mengubah situs restriksi; ini memengaruhi pola fragmen hasil digesti dan elektroforesis. |
Southern Blotting |
|
Kegunaan Southern Blotting |
|
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Tujuan Sekuensing | Menentukan urutan lengkap nukleotida dari gen yang telah diklon; digunakan untuk memahami fungsi gen dan membandingkan antar spesies. |
Metode Sekuensing | Metode terminasi rantai dideoksiribonukleotida (metode Sanger), kini dijalankan secara otomatis oleh mesin sekuenser DNA. |
Penemu | Frederick Sanger, peraih dua Nobel, mengembangkan metode dideoksi dan juga menentukan sekuens insulin. |
Manfaat Sekuens Gen |
|
Aplikasi Lanjutan | Informasi sekuens digunakan dalam studi evolusi, fungsi protein, diagnosis penyakit genetik, dan rekayasa genetik. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Tujuan | Mengetahui apakah ekspresi gen B-globin berubah selama perkembangan embrio kolibri atau di jaringan tertentu. |
Northern Blotting |
|
RT-PCR (Reverse Transcriptase PCR) |
|
Analisis Jaringan | RT-PCR dapat digunakan dengan mRNA dari berbagai jaringan untuk menentukan di mana gen diekspresikan. |
In Situ Hybridization |
|
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Tujuan Biologi Modern | Mengungkap bagaimana gen bekerja bersama menjaga fungsi organisme melalui studi ekspresi gen secara sistemik (seluruh-genom). |
Pendekatan Sistemik | Menggunakan informasi genom untuk mengetahui gen mana yang aktif dalam berbagai kondisi (jaringan, waktu, dll). |
Strategi Dasar |
|
Teknologi Microarray DNA |
|
Contoh Aplikasi |
Uji pada Caenorhabditis elegans menunjukkan bahwa:
|
Manfaat Medis |
|
Dampak Luas | Microarray membantu memahami interaksi gen dalam membentuk dan mempertahankan sistem kehidupan organisme secara keseluruhan. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Cara Menentukan Fungsi Gen | Melumpuhkan (knockout) gen target dan mengamati dampaknya pada sel/organisme untuk mengungkapkan fungsi gen tersebut. |
Mutagenesis in vitro | Mutasi spesifik dimasukkan ke dalam gen, lalu gen dimasukkan kembali ke sel untuk melumpuhkan salinan gen normal. |
Model Tikus Knockout | Para ilmuwan dapat melumpuhkan gen tertentu pada tikus untuk memahami peran gen tersebut dalam perkembangan dan kedewasaan. Sudah direncanakan >20.000 gen. |
RNA Interference (RNAi) |
|
Studi Fungsi Gen Secara Luas | Contoh: RNAi digunakan untuk menonaktifkan 86% gen pada embrio nematoda satu per satu, lalu gen diklasifikasi menurut fungsi. |
Biologi Sistem | Fokus pada interaksi gen dalam keseluruhan sistem biologis, bukan hanya fungsi gen tunggal. |
Sel Punca (Stem Cell) |
|
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Pengertian Pengklonaan Organisme | Proses menghasilkan satu atau lebih organisme yang secara genetik identik dengan induk melalui sel tunggal. Disebut juga kloning organisme. |
Perbedaan dari Kloning Gen | Kloning organisme menghasilkan individu utuh, sedangkan kloning gen hanya memperbanyak segmen DNA tertentu. |
Asal Kata Klona | Dari bahasa Yunani klon, berarti “ranting” — menekankan bahwa hasil klon adalah salinan identik dari satu sumber. |
Tujuan Awal Penelitian Kloning | Menjawab pertanyaan apakah semua sel organisme memiliki genom yang sama atau kehilangan gen saat diferensiasi (ekuivalensi genom). |
Potensi Aplikasi | Minat utama saat ini adalah untuk menghasilkan sel punca dari hasil kloning, yang dapat berkembang menjadi berbagai jaringan tubuh. |
Sejarah Kloning Organisme | Telah dimulai lebih dari 50 tahun lalu dalam penelitian biologi dasar; fokus awal adalah menguji apakah sel terdiferensiasi bisa menghasilkan organisme utuh. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Keberhasilan Awal | Pada 1950-an, F.C. Steward dan tim di Cornell berhasil mengklon tumbuhan wortel dari sel akar yang telah terdiferensiasi menggunakan kultur jaringan. |
Temuan Penting | Sel dewasa tumbuhan ternyata bisa berdediferensiasi dan kembali menjadi sel totipoten—dapat membentuk seluruh organisme baru. |
Totipotensi | Sel totipoten adalah sel yang mampu menghasilkan semua jenis sel dari suatu organisme. Umum ditemukan pada tumbuhan. |
Aplikasi Pertanian |
|
Praktik Umum | Bahkan menumbuhkan tanaman baru dari setek termasuk dalam pengklonaan tumbuhan secara vegetatif. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Masalah pada Sel Hewan | Sel hewan yang telah terdiferensiasi umumnya tidak dapat membelah atau berkembang menjadi berbagai tipe sel dalam kultur. |
Solusi: Transplantasi Nukleus | Nukleus dari sel terdiferensiasi dipindahkan ke sel telur yang nukleusnya telah dibuang, untuk melihat apakah masih dapat mengarahkan perkembangan organisme. |
Peneliti dan Percobaan |
|
Hasil Utama | Transplantasi nukleus dari sel muda dapat menghasilkan kecebong, tetapi potensi ini menurun drastis seiring bertambahnya usia sel donor. |
Kesimpulan Gurdon | Potensi genetik nukleus sel hewan menurun selama diferensiasi; semakin tua sel donor, semakin terbatas kemampuan nukleusnya. |
Makna Biologis | Menunjukkan bahwa meskipun DNA tetap sama, ekspresi gen berubah permanen selama diferensiasi pada hewan — berbeda dengan tumbuhan. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Terobosan Kloning: Dolly | Pada 1997, Dolly menjadi mamalia pertama yang berhasil diklon dari sel somatik dewasa (sel ambing) melalui transplantasi nukleus. Hanya 1 dari ratusan embrio berkembang sempurna. |
Teknik yang Digunakan |
|
Hasil dan Kematian Dolly | Dolly memiliki DNA nukleus identik dengan induk donor, tetapi mati muda akibat penyakit paru-paru. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang ketidaksempurnaan pemrograman ulang nukleus. |
Kloning Reproduktif | Kloning untuk menghasilkan individu baru (bukan jaringan atau organ). Telah dilakukan pada mencit, kucing, sapi, anjing, dll. Namun klona tidak selalu identik dalam perilaku atau penampilan. |
Contoh Ketidakteridentikan Klona | Kucing hasil klona (CC) memiliki warna bulu berbeda dengan induknya karena inaktivasi acak kromosom X. Lingkungan dan faktor acak turut memengaruhi perkembangan. |
Kloning Manusia |
|
Isu Etis | Kloning manusia menimbulkan perdebatan etis yang serius dan belum terselesaikan hingga kini. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Efisiensi Rendah | Hanya sebagian kecil embrio hasil kloning yang berkembang normal hingga lahir. Banyak menunjukkan kecacatan bahkan jika tampak normal secara luar. |
Contoh Abnormalitas | Hewan hasil klona (misalnya mencit) mengalami obesitas, pneumonia, gagal hati, kematian dini, dan cacat tersembunyi lainnya. |
Penyebab Epigenetik |
|
Masalah Metilasi DNA | DNA embrio hasil klona sering menunjukkan pola metilasi yang tidak normal → menyebabkan ekspresi gen terganggu → gangguan perkembangan embrio. |
Implikasi Biologis | Keberhasilan kloning sangat bergantung pada kemampuan mengembalikan struktur kromatin donor menjadi seperti pada sel telur normal. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Tujuan Pengklonaan Embrio | Untuk menghasilkan sel punca (stem cell), bukan reproduksi, dengan tujuan terapi penyakit. |
Definisi Sel Punca | Sel belum terspesialisasi, dapat memperbanyak diri tanpa batas dan berdiferensiasi menjadi satu atau lebih tipe sel tertentu. |
Sel Punca Embrionik (ES) |
|
Sel Punca Dewasa |
|
Tujuan Medis | Menghasilkan sel sehat untuk mengganti jaringan yang rusak pada penyakit seperti diabetes, Parkinson, dan kanker. |
Kloning Terapetik | Menghasilkan embrio klona hingga blastosit untuk memperoleh ES cell yang sesuai secara imunologis dengan pasien. |
Isu Etis | Karena ES diperoleh dari embrio manusia, muncul perdebatan moral; namun tidak semua menolak kloning terapetik. |
Sel iPS (Induced Pluripotent Stem Cells) |
|
Harapan Masa Depan | Sel iPS memungkinkan terapi personal tanpa isu etis, karena tidak memerlukan sel telur atau embrio manusia. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Tujuan Utama | Identifikasi gen manusia yang bermutasi dan menyebabkan penyakit genetik, untuk membantu diagnosis, terapi, dan pencegahan. |
Penyakit Non-genetik | Gen juga memengaruhi kerentanan terhadap penyakit non-genetik seperti AIDS atau artritis; perubahan ekspresi gen turut terlibat. |
Peran Ekspresi Gen | Semua penyakit melibatkan perubahan ekspresi gen, baik di jaringan yang terkena maupun di sistem imun pasien. |
Teknologi yang Digunakan |
|
Sasaran Terapi | Gen-gen yang berubah ekspresinya dalam kondisi sakit dapat menjadi target terapi atau pencegahan masa depan. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Penerapan PCR & RT-PCR |
|
Kelainan Genetik yang Dideteksi | Penyakit sel sabit, hemofilia, sistik fibrosis, penyakit Huntington, distrofi otot Duchenne, dll — bahkan sebelum gejala muncul atau bayi dilahirkan. |
Pengganti Southern Blotting | PCR telah menggantikan Southern blot untuk mendeteksi alel resesif dan pembawa tanpa gejala. |
Penanda Genetik |
Genetic marker: sekuens DNA yang bervariasi antarindividu dan dapat ditautkan ke alel penyebab penyakit. Digunakan untuk diagnosis tidak langsung penyakit genetik. |
SNP (Single Nucleotide Polymorphism) |
|
RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism) |
|
Diagnostik Tidak Langsung | Jika penanda SNP/RFLP sangat dekat dengan gen penyebab, keduanya diwariskan bersama → diagnosis mutasi meski gen belum diidentifikasi langsung. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Definisi Terapi Gen | Prosedur memperkenalkan gen normal ke dalam sel penderita penyakit genetik dengan tujuan memperbaiki fungsi sel atau menyembuhkan penyakit. |
Target Utama | Sel somatik yang dapat membelah sepanjang hidup, khususnya sel punca dari sumsum tulang yang menghasilkan sistem imun. |
Contoh: SCID |
|
Hasil Uji Klinik | Dari 10 anak dengan SCID, 9 membaik signifikan; namun 3 kemudian terkena leukemia karena gen terapetik menyisip di dekat gen pemicu kanker. |
Risiko dan Tantangan |
|
Isu Etis |
|
Catatan Evolusioner | Alel merugikan bisa menguntungkan dalam kondisi lain (contoh: sel sabit → resistensi malaria); menghapusnya bisa membahayakan ketahanan spesies. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Terapi Molekul Kecil | Obat dirancang untuk memblokir fungsi protein yang penting bagi kelangsungan hidup sel kanker. |
Contoh Obat: Imatinib (Gleevec) |
|
Aplikasi Lain | Obat sejenis juga digunakan untuk menangani beberapa jenis kanker paru-paru dan kanker payudara. |
Syarat Keberhasilan | Pendekatan ini hanya efektif jika dasar molekuler kanker telah dipahami dengan baik. |
Sintesis Protein Farmasi | Produk protein (misalnya hormon, antibodi) kini dapat disintesis dalam skala besar menggunakan kultur sel atau organisme utuh, namun kultur sel lebih umum digunakan. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Hewan Transgenik | Individu yang genomnya telah diintegrasikan dengan gen asing (transgen), sering dari spesies lain, melalui teknik rekayasa genetika. |
Langkah Pembuatan |
|
Contoh Produk | Protein manusia seperti antitrombin diproduksi dalam susu kambing transgenik; protein kemudian dimurnikan untuk digunakan sebagai obat. |
Keuntungan & Pertimbangan |
|
Tumbuhan 'Pharm' | Tumbuhan direkayasa untuk menghasilkan protein manusia (obat) atau virus (vaksin); misalnya, padi transgenik untuk susu formula diare bayi disetujui FDA pada 2007. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Masalah Uji Tradisional | Uji golongan darah atau tipe jaringan membutuhkan sampel segar dalam jumlah besar dan hanya dapat mengeliminasi tersangka, bukan mengidentifikasi secara pasti. |
Keunggulan Uji DNA | Sekuens DNA unik untuk setiap individu (kecuali kembar identik); dapat menghasilkan identifikasi yang sangat akurat dari sampel biologis kecil. |
Penanda Genetik | STR (Short Tandem Repeats): ulangan pendek (2–5 basa) yang sangat bervariasi antar individu. Amplifikasi dilakukan dengan PCR dan analisis elektroforesis. |
Keuntungan STR |
|
Aplikasi STR |
|
Probabilitas Kesamaan Profil | Dengan 13 penanda STR, peluang dua individu berbeda memiliki profil yang sama sangat kecil (1 banding 10 miliar hingga triliunan). |
Variasi Etnis | Frekuensi penanda genetik dapat bervariasi antar kelompok etnis, sehingga data populasi penting untuk keakuratan statistik. |
Keandalan Hukum | Profil genetik telah diterima secara luas di pengadilan karena keakuratannya, meskipun tetap harus memperhatikan kemungkinan kesalahan teknis atau data. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Bioremediasi oleh Mikroba | Mikroorganisme dapat dimanfaatkan untuk membersihkan lingkungan dari zat berbahaya. Contoh: bakteri yang dapat mengekstraksi logam berat (tembaga, timbel, nikel) lalu mengubahnya menjadi senyawa mudah dikumpulkan seperti tembaga sulfat. |
Rekayasa Genetik Mikroba | Gen-gen metabolisme dari mikroba ekstrem dapat ditransfer ke mikroorganisme lain agar lebih efektif digunakan untuk pembersihan limbah atau penambangan logam dari lingkungan. |
Contoh Aplikasi Bioremediasi | Mikroba rekayasa digunakan untuk degradasi hidrokarbon terklorinasi dan senyawa toksik lainnya di pusat pengolahan limbah atau pabrik industri. |
Biofuel dari Tanaman | Bioetanol dibuat dari fermentasi pati tumbuhan (jagung, singkong), sedangkan biodiesel berasal dari minyak nabati. Keduanya bisa menggantikan bahan bakar fosil. |
Kontroversi Biofuel | Pendukung: biofuel lebih ramah lingkungan. Penentang: budidaya tanaman pangan untuk biofuel justru menimbulkan dampak lingkungan yang tinggi. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Pembiakan Selektif Tradisional | Selama berabad-abad, manusia membudidayakan hewan dengan menyilangkan individu-individu yang memiliki sifat unggul akibat mutasi dan rekombinasi genetik alami. |
Peran Teknologi DNA | Teknologi DNA mempercepat proses pembiakan selektif dengan memungkinkan penciptaan hewan transgenik yang langsung membawa sifat unggul hasil kloning gen tertentu. |
Contoh Hewan Transgenik | Contoh: Domba dengan wol lebih baik, babi dengan daging rendah lemak, sapi yang cepat tumbuh, atau domba yang membawa gen pembentuk otot dari ras sapi unggul. |
Masalah yang Timbul | Hewan transgenik sering mengalami gangguan fertilitas atau lebih rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu, kesehatan dan kesejahteraan hewan harus menjadi perhatian utama dalam pengembangannya. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Tujuan Rekayasa Genetik Tanaman | Memberikan gen-gen pengode sifat unggul seperti penundaan pematangan buah, resistensi penyakit, pembusukan, dan stres lingkungan seperti salinitas. |
Proses Rekayasa | Dilakukan pada sel somatik dalam kultur. Gen asing diintroduksi menggunakan plasmid Ti dari Agrobacterium tumefaciens yang dimodifikasi. |
Metode Transfer Gen | Melalui elektroporasi atau infeksi sel tumbuhan dengan Agrobacterium yang mengandung plasmid rekombinan. |
Contoh Sifat Baru |
|
Peningkatan Nilai Gizi | Contoh: Padi transgenik (beras emas) menghasilkan beta karoten sebagai prekursor vitamin A, untuk mencegah kebutaan akibat defisiensi vitamin A. |
Dampak Global | Tanaman rekayasa genetik seperti padi resisten salinitas sangat berguna dalam menghadapi lahan irigasi yang rusak akibat salinitas tinggi. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Kekhawatiran Awal | Berfokus pada potensi terciptanya patogen baru yang berbahaya dari manipulasi DNA, seperti gen kanker pada mikroba. |
Langkah Keamanan |
|
Kontroversi GM Organisme (GMO) |
|
Isu Lingkungan GMO | Risiko gen resistensi menyebar ke tanaman liar dan menciptakan "gulma super", serta potensi toksisitas terhadap serangga seperti kupu-kupu. |
Risiko Kesehatan | Kekhawatiran muncul terhadap kemungkinan reaksi alergi akibat protein transgen; pengujian terhadap alergen dilakukan sebelum rilis. |
Regulasi Bioteknologi | Diatur oleh badan seperti FDA, EPA, dan USDA di AS, yang menilai risiko dan keamanan bioteknologi dalam pertanian dan medis. |
Implikasi Etika | Akses dan privasi informasi genom individu kini menjadi perhatian. Perlu kejelasan mengenai siapa yang boleh mengakses data genetika. |