Materi: Biologi (Bab 45 - Hormon Dan Sistem Endokrin)
Regulator jarak jauh dari tubuhAspek | Penjelasan |
---|---|
Contoh Perubahan | Metamorfosis kupu-kupu Papilio zelicaon: dari ulat → kepompong → kupu-kupu dewasa |
Proses yang Terlibat | Metamorfosis, penguraian jaringan ulat, pembentukan organ dewasa |
Pengendali Utama | Hormon (zat kimia yang disekresikan ke cairan ekstraselular, diedarkan lewat darah/hemolimfa) |
Fungsi Hormon | Regulasi waktu metamorfosis, sinkronisasi pembentukan organ dewasa, pengaturan metabolisme |
Sel Target | Hanya sel dengan reseptor spesifik yang bisa merespons hormon (sel lain tidak terpengaruh) |
Sistem Pengatur |
|
Keterkaitan Saraf dan Endokrin | Neuron bisa mengatur sekresi hormon → fungsi tumpang-tindih |
Topik Lanjutan |
|
Tipe Molekul Persinyalan | Penjelasan Umum | Fungsi Utama |
---|---|---|
Hormon | Molekul kimia yang disekresikan ke dalam cairan tubuh (darah atau hemolimfa), menyebar ke seluruh tubuh, dan memengaruhi sel target yang memiliki reseptor spesifik | Mengatur pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, reproduksi, dan homeostasis |
Regulator Lokal | Zat kimia yang bekerja dalam jarak pendek di sekitar sel tempat ia disekresikan | Mengatur aktivitas sel-sel tetangga, misalnya dalam penyembuhan luka atau peradangan |
Neurotransmiter | Disekresikan oleh neuron ke celah sinaps untuk berkomunikasi dengan neuron lain atau sel efektor | Mengirim sinyal cepat dalam sistem saraf |
Neurohormon | Dihasilkan oleh neuron tapi dilepaskan ke dalam darah, seperti hormon | Menyampaikan pesan dari sistem saraf ke sistem endokrin atau tubuh secara umum |
Feromon | Molekul yang disekresikan ke lingkungan luar tubuh | Mengatur interaksi antarindividu sejenis, seperti penandaan wilayah atau perilaku kawin |
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Definisi Hormon | Zat kimia hasil sekresi sel endokrin yang bergerak melalui darah atau hemolimfa menuju sel-sel target |
Jalur Pergerakan | Dari cairan ekstraselular → masuk ke aliran darah/hemolimfa → mencapai sel target |
Lokasi Sel Endokrin |
|
Perbedaan Kelenjar Endokrin dan Eksokrin |
|
Makna Nama |
|
Fungsi Hormon |
|

regulator lokal
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Definisi Regulator Lokal | Molekul hasil sekresi yang bekerja dalam jarak pendek, mencapai sel target melalui difusi |
Asal Molekul | Diproduksi oleh sebagian besar tipe sel |
Contoh Molekul | Sitokin (berperan dalam komunikasi antar sel kekebalan) |
Fungsi |
|
Jenis Persinyalan |
|
Jalur Transportasi | Melalui difusi, bukan melalui aliran darah seperti hormon sistemik |
Catatan Istilah | Walau kadang disebut juga hormon, dalam bab ini istilah "hormon" dibatasi untuk molekul yang mencapai target melalui darah |
Aspek | Neurotransmiter | Neurohormon |
---|---|---|
Definisi | Molekul kimia yang disekresikan oleh neuron pada sinapsis dan berdifusi ke sel target yang sangat dekat | Molekul yang disekresikan oleh sel neurosekresi ke dalam darah dan memengaruhi sel target yang jauh |
Tempat Pelepasan | Sinapsis (celah antar neuron atau antara neuron dan sel otot) | Ujung sel saraf → langsung ke aliran darah |
Cara Penyebaran | Difusi jarak pendek | Melalui aliran darah |
Target | Sel saraf lain atau sel efektor (misal: otot) | Sel-sel target dengan reseptor spesifik di berbagai organ tubuh |
Fungsi |
|
|
Contoh | Asetilkolin, dopamin, serotonin (dibahas lebih lanjut di Bab 48–50) | ADH (antidiuretik), dilepaskan oleh neuron di hipotalamus |
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Definisi Feromon | Zat kimia hasil sekresi yang dilepaskan ke lingkungan eksternal untuk komunikasi antar individu sejenis |
Target | Anggota lain dari spesies yang sama |
Tempat Kerja | Lingkungan luar tubuh, bukan di dalam sistem tubuh penyekresi |
Cara Kerja | Dilepaskan ke udara atau permukaan → terdeteksi oleh individu lain melalui reseptor penciuman atau sensorik khusus |
Fungsi Utama |
|
Contoh | Semut meninggalkan jejak kimia ke sumber makanan; anjing menandai wilayah dengan urin |
Kelas Hormon | Asal / Struktur Kimia | Contoh | Kelarutan | Dampak terhadap Sel Target |
---|---|---|---|---|
Polipeptida | Protein atau peptida; biasanya terbentuk dari pembelahan rantai protein yang lebih panjang | Insulin, Glukagon | Larut dalam air (hidrofilik) | Tidak bisa melintasi membran plasma → reseptor terletak di permukaan membran sel |
Amin | Disintesis dari satu asam amino (tirosin atau triptofan) | Epinefrin, Norepinefrin, Tiroksin (T4) |
Umumnya larut dalam air, tapi beberapa seperti tiroksin bersifat larut lipid |
|
Steroid | Lipid, memiliki empat cincin karbon menyatu; turunan kolesterol | Kortisol, Estrogen, Testosteron | Larut dalam lipid (hidrofobik) | Bisa melintasi membran plasma → reseptor berada di sitoplasma atau inti sel |
Jenis Hormon | Metode Penelitian | Objek Eksperimen | Hasil Utama | Kesimpulan |
---|---|---|---|---|
Estradiol (steroid) | Radioaktif estradiol diberikan ke tikus betina | Sel sistem reproduksi tikus vs. jaringan non-responsif |
|
Reseptor hormon steroid terletak di dalam sel (nukleus) |
Tiroksin (amin larut lipid) | Analogi dari estradiol; diketahui dapat menembus membran | Sel target vertebrata | Molekul non-polar menembus membran dan bekerja dari dalam | Reseptor berada di dalam sel (intraseluler) |
Hormon terlarut-air (misal: peptida) | Pemberian hormon radioaktif ke sel yang diisolasi | Berbagai sel target | Hormon berikatan pada permukaan sel | Reseptor berada di membran plasma |
MSH (melanocyte-stimulating hormone) | Mikroinjeksi ke dalam cairan interstisial vs. langsung ke sitoplasma | Sel kulit katak | Respons muncul hanya bila MSH ada di luar sel (cairan interstisial) | Reseptor MSH berada di permukaan sel (tidak bekerja dari dalam) |
Aspek | Hormon Terlarut-Air | Hormon Terlarut-Lipid |
---|---|---|
Contoh Umum | Insulin, Epinefrin | Estradiol, Kortisol, Tiroksin |
Proses Sekresi | Melalui eksositosis dari sel endokrin | Difusi langsung keluar dari sel endokrin |
Pergerakan dalam Darah | Bebas larut dalam plasma | Terkait dengan protein pengangkut (carrier) |
Lokasi Reseptor | Permukaan membran plasma sel target | Di dalam sel target (sitoplasma atau nukleus) |
Jalur Sinyal | Pengikatan hormon → perubahan molekul sitoplasmik (misal: aktivasi enzim atau second messenger) → terkadang memengaruhi transkripsi gen | Pengikatan hormon → kompleks hormon-reseptor masuk nukleus → langsung memengaruhi transkripsi gen |
Kecepatan Respons | Cepat (menit ke detik) | Lambat (jam ke hari) |
Jenis Respons | Modifikasi aktivitas protein yang sudah ada | Produksi protein baru dari ekspresi gen |

jalur respons selular hormon-hormon terlarut-air
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Awal Jalur | Hormon larut-air (misal: epinefrin) disekresikan ke darah dan berikatan dengan reseptor pada membran plasma sel target |
Jenis Reseptor | Protein reseptor terkopel-protein G (G-protein-coupled receptor) |
Proses Transduksi Sinyal |
|
Second Messenger | cAMP (cyclic AMP), bertindak sebagai pembawa pesan kedua (second messenger) |
Respons Selular |
|
Respons Tambahan | Aktivasi enzim lain, perubahan sekresi/pengambilan molekul, atau modifikasi sitoskeleton. Dalam beberapa kasus: aktivasi protein menuju nukleus → perubahan ekspresi gen. |
Istilah Kunci | Transduksi sinyal = konversi sinyal kimiawi luar sel menjadi respons intrasel spesifik |

hormon-hormon terlarut dalam lipid
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Jenis Hormon |
|
Kelompok Reseptor |
|
Proses Kerja Umum |
|
Contoh Mekanisme | Estradiol → aktivasi gen vitelogenin → protein dikirim ke ovarium untuk pembentukan kuning telur (pada burung & katak betina) |
Reseptor Tiroksin & Vitamin D | Umumnya langsung berada di nukleus → mengikat hormon yang masuk dan aktifkan transkripsi gen |
Respons Selular | Perubahan ekspresi gen → sintesis protein baru → efek jangka panjang (misalnya pertumbuhan, diferensiasi) |
Penemuan Baru | Ada indikasi bahwa beberapa hormon lipid dapat memicu respons dari permukaan sel, namun mekanismenya masih dalam penelitian |

efek majemuk hormon
Hormon | Sel Target / Jaringan | Jenis Reseptor / Jalur | Respons / Efek |
---|---|---|---|
Epinefrin | Sel hati | Reseptor β → protein kinase A | Pemecahan glikogen → pelepasan glukosa |
Epinefrin | Otot polos pembuluh darah otot rangka | Reseptor β → protein kinase A | Relaksasi otot polos → peningkatan aliran darah |
Epinefrin | Pembuluh darah usus | Reseptor α → jalur transduksi berbeda (G protein lain) | Kontraksi otot polos → penurunan aliran darah |
Estrogen | Sel hati burung/katak betina | Reseptor intraseluler | Transkripsi gen vitelogenin (protein kuning telur) |
Estrogen | Sistem reproduksi burung/katak | Reseptor intraseluler | Produksi protein pembentuk putih telur |
Tiroksin | Manusia dan vertebrata lain | Reseptor nukleus | Regulasi metabolisme |
Tiroksin | Katak (larva) | Reseptor nukleus | Resorpsi ekor kecebong → metamorfosis menjadi katak dewasa |

persinyalan oleh regulator lokal
Jenis Regulator Lokal | Jalur Persinyalan | Fungsi/Peran | Efek Fisiologis |
---|---|---|---|
Sitokin (polipeptida) | Parakrin & autokrin | Koordinasi respons imun (Bab 43) | Aktivasi dan komunikasi antar sel imun |
Faktor Pertumbuhan | Parakrin | Merangsang pertumbuhan, pembelahan, dan diferensiasi sel | Sel hanya tumbuh & berkembang jika faktor ini hadir |
Nitrat Oksida (NO) | Parakrin (kerja sangat cepat, detik–milidetik) | Vasodilator dan neurotransmiter |
|
Prostaglandin (asam lemak termodifikasi) | Parakrin & autokrin | Multifungsi: reproduksi, imun, sirkulasi |
|
Topik | Penjelasan |
---|---|
Ciri Sistem Endokrin |
|
Jalur Hormon Sederhana |
|
Hormon Antagonistik |
|
Jaringan Target |
|
Diabetes Melitus |
|
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Definisi Jalur Hormon Sederhana | Jalur regulasi yang melibatkan satu hormon, satu jenis sel endokrin, dan satu jenis sel target, dengan pengaturan melalui umpan balik negatif. |
Langkah-Langkah Jalur |
|
Contoh: Sekretin |
|
Jenis Umpan Balik | Umpan balik negatif: respons mengurangi atau menghilangkan rangsangan awal |
Fungsi Umpan Balik Negatif |
|
Contoh Sistem Serupa |
|
Pola Umum Jalur | Sering terdiri dari dua jalur antagonistik yang bekerja berlawanan untuk menjaga kestabilan fisiologis |

kontrol gula darah oleh insulin dan glukagon
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Nilai Normal Glukosa Darah | ~90 mg/100 mL (nilai setelan untuk menjaga homeostasis dan respirasi selular) |
Fungsi Utama | Menjaga kestabilan glukosa darah sebagai sumber energi utama dan bahan baku biosintesis |
Hormon Pengatur |
|
Jalur Umpan Balik Negatif |
|
Lokasi Produksi |
Pankreas, khususnya pada pulau-pulau Langerhans:
|
Transportasi Hormon | Dilepaskan ke cairan interstisial → masuk ke sistem sirkulasi → mencapai sel target |
Sifat Ganda Pankreas |
|

jaringan jaringan target bagi insulin dan glukagon
Jaringan Target | Respons terhadap Insulin | Respons terhadap Glukagon | Keterangan Tambahan |
---|---|---|---|
Hati |
|
|
**Satu-satunya jaringan yang responsif terhadap glukagon** |
Otot Rangka |
|
Tidak responsif terhadap glukagon | Glukosa digunakan untuk kontraksi otot saat dibutuhkan |
Jaringan Adiposa |
|
Tidak responsif terhadap glukagon | Lemak dapat diubah menjadi gliserol → digunakan oleh hati saat glukosa rendah |
Otak | Tidak bergantung pada insulin untuk mengambil glukosa | Tidak responsif terhadap glukagon | Mendapat pasokan glukosa stabil → prioritas utama dalam homeostasis |
Glukagon bekerja terutama di hati untuk meningkatkan glukosa darah
Efek antagonistik dari kedua hormon ini memastikan keseimbangan glukosa untuk semua jaringan, terutama otak
diabetes melitus
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Definisi | Kelainan metabolik kronis akibat defisiensi insulin atau kegagalan sel target merespons insulin → hiperglikemia |
Gejala Utama |
|
Mekanisme Patologis |
|
Makna Nama |
|
Diabetes Tipe 1 |
|
Diabetes Tipe 2 |
|
Dampak Jangka Panjang | Dapat memengaruhi jantung, pembuluh darah, mata, ginjal; menjadi penyebab utama komplikasi kardiovaskular dan gagal ginjal |
Signifikansi Kesehatan Global |
|
Topik | Penjelasan |
---|---|
Koordinasi Sistem Saraf & Endokrin |
Sistem saraf → sinyal cepat (impuls listrik); Sistem endokrin → sinyal lambat (hormon); Keduanya bekerja sendiri maupun bersama dalam mengatur homeostasis dan respons tubuh |
Koordinasi pada Invertebrata |
|
Koordinasi pada Vertebrata |
|
Hormon Pituitari Posterior |
|
Hormon Pituitari Anterior |
|
Hormon Tropik |
Hormon yang menstimulasi kelenjar endokrin lain:
|
Hormon Non-Tropik |
Hormon yang bekerja langsung pada jaringan target:
|
Hormon Pertumbuhan (GH) |
|
Jalur Rangkaian Hormon |
|
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Fungsi Umum | Pada invertebrata kompleks, sistem saraf dan endokrin bekerja sama dalam mengatur reproduksi dan perkembangan |
Contoh: Siput Laut (Aplysia) |
|
Contoh: Serangga (Ulat Bulu) |
|
Mekanisme Perkembangan Larva |
|
Implikasi Terapan | Versi sintetik hormon juvenil digunakan dalam pengendalian hama biologis: mencegah serangga mencapai kedewasaan reproduktif |

koordinasi sistem endokrin dan sistem saraf pada vertebrata
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Peran Hipotalamus |
|
Lokasi Hipotalamus | Terletak di otak, dekat dengan kelenjar pituitari |
Hubungan dengan Pituitari |
Hipotalamus mengontrol pituitari melalui:
|
Pituitari Posterior (Neurohipofisis) |
|
Pituitari Anterior (Adenohipofisis) |
|
Koordinasi Endokrin-Saraf | Hipotalamus menerima sinyal saraf → merespons dengan mengatur pituitari → pituitari mengatur hormon sistemik → tubuh bereaksi |
Contoh Fungsi Koordinasi | Informasi sensorik musim → hipotalamus → hormon reproduksi → kesiapan kawin pada vertebrata |

hormon-hormon pituitari posterior
Hormon | Asal & Jalur Sekresi | Fungsi Utama | Mekanisme Umpan Balik | Target & Efek |
---|---|---|---|---|
Oksitosin |
|
|
Umpan balik positif:
|
|
ADH (vasopresin) |
|
|
Umpan balik negatif:
|
|

hormon-hormon pituitari anterior
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Fungsi Pituitari Anterior | Menyintesis dan menyekresikan berbagai hormon yang mengatur fungsi organ-organ tubuh lain, termasuk kelenjar endokrin target |
Regulasi oleh Hipotalamus |
|
Jalur Peredaran Hormon |
|
Jenis Hormon yang Dihasilkan |
|
Contoh Jalur Regulasi |
|

jalur rangkaian hormon
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Definisi Jalur Rangkaian Hormon | Jalur hormonal berurutan yang melibatkan 3 komponen utama: hipotalamus → pituitari anterior → kelenjar endokrin target |
Langkah Umum Jalur |
|
Contoh Jalur: Respons terhadap Suhu Dingin |
|
Umpan Balik Negatif |
|
Tujuan Jalur Rangkaian |
Menghasilkan efek sistemik luas melalui hormon efektor akhir & memastikan kontrol terintegrasi via regulasi multi-tahap |

hormon-hormon tropik
Hormon Tropik | Nama Lengkap | Target Organ | Fungsi Utama | Sistem Terkait |
---|---|---|---|---|
TSH | Thyroid-Stimulating Hormone | Kelenjar Tiroid | Merangsang tiroid untuk mengeluarkan hormon tiroid (T3 & T4) | Metabolisme / Endokrin |
FSH | Follicle-Stimulating Hormone | Ovarium / Testis | Merangsang perkembangan folikel (♀) dan spermatogenesis (♂) | Reproduksi |
LH | Luteinizing Hormone | Ovarium / Testis | Merangsang ovulasi dan produksi hormon seks (estrogen/testosteron) | Reproduksi |
ACTH | Adrenocorticotropic Hormone | Korteks Adrenal | Merangsang pelepasan hormon steroid (glukokortikoid) | Stres / Metabolisme |
Hormon | Nama Lengkap | Target | Fungsi Utama | Kategori |
---|---|---|---|---|
PRL | Prolactin | Jaringan nonendokrin (mis. kelenjar susu, otak, ginjal ikan) |
|
Nontropik |
MSH | Melanocyte-Stimulating Hormone |
|
|
Nontropik |
Hormon | Nama Lengkap | Efek Tropik | Efek Nontropik | Dampak Abnormalitas |
---|---|---|---|---|
GH | Growth Hormone (Hormon Pertumbuhan) |
|
|
|
Kelenjar | Hormon | Fungsi Utama | Respon atau Efek |
---|---|---|---|
Kelenjar Tiroid | Tiroksin (T4), Triiodotironin (T3) | Mengatur metabolisme dan perkembangan |
|
Kelenjar Paratiroid | Parathormon (PTH) | Regulasi kalsium darah |
|
Hati & Kulit (melalui Vitamin D aktif) | Kalsitriol (bentuk aktif Vit D) | Regulasi penyerapan kalsium |
|
Korteks Adrenal | Glukokortikoid (kortisol), Mineralokortikoid (aldosteron) | Respon terhadap stres dan regulasi ion |
|
Medula Adrenal | Epinefrin, Norepinefrin | Respon stres akut (fight or flight) |
|
Gonad (Testis & Ovarium) | Testosteron, Estrogen, Progesteron | Regulasi fungsi reproduksi dan karakter seks sekunder |
|
Kelenjar Pineal | Melatonin | Regulasi bioritme (siklus tidur-bangun) |
|
Elemen | Uraian |
---|---|
Alur | Hipotalamus (TRH) → Pituitari Anterior (TSH) → Kelenjar Tiroid → Sekresi T4 dan T3 → Efek sistemik |
Struktur |
- Tiroksin (T4): 4 atom iodin - Triiodotironin (T3): 3 atom iodin - Disintesis dari asam amino tirosin |
Fungsi |
- Mengatur laju metabolisme - Menjaga suhu tubuh, tekanan darah, kekuatan otot - Mendukung sistem pencernaan, reproduksi, dan saraf |
Lokasi | Kelenjar tiroid di permukaan ventral trakea (dekat laring) |
Keterkaitan |
- T4 diubah menjadi T3 di jaringan target - Efek umpan balik negatif ke hipotalamus dan pituitari jika kadar cukup |
Cara Kerja |
- TSH dari pituitari merangsang tiroid - Hormon tiroid masuk ke sirkulasi - Menembus membran sel dan mempengaruhi ekspresi gen target |
Contoh Klinis |
- Hipertiroidisme (mis: Graves): produksi hormon berlebih, gejala: suhu tubuh tinggi, penurunan berat badan, iritabilitas, mata menonjol - Hipotiroidisme: hormon rendah, gejala: lemas, tidak tahan dingin, obesitas - Gondok: pembengkakan tiroid karena defisiensi iodin - Hipotiroid kongenital: pertumbuhan dan perkembangan mental terganggu, dapat dicegah dengan terapi dini |

Hormon Paratiroid dan Vitamin D – Kontrol Kalsium Darah
Elemen | Uraian |
---|---|
Alur |
Penurunan Ca2+ darah → Paratiroid mengeluarkan PTH → - Tulang: pelepasan Ca2+ - Ginjal: reabsorpsi Ca2+ dan aktivasi vitamin D → - Usus: penyerapan Ca2+ dari makanan → Kadar Ca2+ naik → Umpan balik negatif ke paratiroid |
Struktur |
- Kelenjar paratiroid (4 buah, kecil, di belakang tiroid) - Hormon PTH (protein) - Vitamin D (derivat steroid, diaktivasi di hati dan ginjal) - Hormon kalsitonin (dari tiroid, antagonis PTH) |
Fungsi |
- Menjaga kadar kalsium darah stabil - PTH: menaikkan kadar Ca2+ jika terlalu rendah - Kalsitonin: menurunkan kadar Ca2+ jika terlalu tinggi (utama pada anak-anak) |
Lokasi |
- Kelenjar paratiroid: di permukaan belakang kelenjar tiroid - Target kerja: tulang, ginjal, usus halus |
Keterkaitan |
- PTH mengaktifkan vitamin D → vitamin D meningkatkan absorpsi Ca2+ - Tiroid menghasilkan kalsitonin yang bersifat antagonis terhadap PTH |
Cara Kerja |
- PTH merangsang osteoklas di tulang untuk melepaskan Ca2+ - PTH meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di tubulus ginjal - PTH mengaktifkan vitamin D yang merangsang absorpsi Ca2+ di usus |
Contoh Klinis |
- Tetani: kejang otot akibat Ca2+ terlalu rendah - Endapan kalsium fosfat: akibat kelebihan Ca2+, bisa rusak organ - Defisiensi vitamin D: gangguan penyerapan kalsium (mis. rakitis pada anak) |

Hormon-Hormon Adrenal: Respons terhadap Stres
Elemen | Uraian |
---|---|
Alur |
Stres → Aktivasi sistem saraf dan endokrin → - Medula adrenal merespons sinyal saraf langsung - Korteks adrenal merespons melalui jalur hormonal (ACTH) |
Struktur |
- Korteks adrenal: lapisan luar, sel endokrin sejati - Medula adrenal: bagian dalam, berasal dari jaringan saraf embrionik |
Fungsi |
- Menangani stres jangka pendek (medula): melalui epinefrin dan norepinefrin - Menangani stres jangka panjang (korteks): melalui hormon steroid seperti kortisol dan aldosteron |
Lokasi |
- Di atas ginjal (satu pasang) - Dekat organ renal, oleh karena itu disebut "adrenal" |
Keterkaitan |
- Medula adrenal: terkoneksi langsung ke sistem saraf simpatik - Korteks adrenal: dikontrol oleh hormon ACTH dari pituitari anterior |
Cara Kerja |
- Medula: menerima impuls saraf → melepaskan epinefrin/norepinefrin - Korteks: menerima sinyal hormonal → melepaskan glukokortikoid/mineralokortikoid |
Contoh Klinis |
- Stres kronis: kelebihan kortisol → penekanan imun, peningkatan gula darah - Tumor adrenal → bisa menyebabkan kelebihan hormon (misalnya: sindrom Cushing) |
Aspek | Rincian |
---|---|
Alur |
Persepsi stres (bahaya/emosi ekstrem) → Aktivasi sistem saraf simpatik → Medula adrenal melepas katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) → Perubahan fisiologis cepat untuk respons "lawan atau lari" |
Struktur |
- Medula adrenal: Bagian tengah kelenjar adrenal, tersusun dari sel neurosekretori - Katekolamin: Epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), hormon berbasis tirosin |
Fungsi |
- Meningkatkan ketersediaan energi (glukosa dan asam lemak) - Meningkatkan detak jantung dan volume sekuncup - Melebarkan bronkiolus paru - Mengalihkan aliran darah ke otot, jantung, dan otak - Meningkatkan kesiagaan mental dan respons motorik |
Lokasi | Medula adrenal (bagian tengah kelenjar adrenal), terletak di atas ginjal |
Keterkaitan |
- Bekerja bersama sistem saraf otonom (simpatik) - Bekerja secara langsung pada otot, jantung, hati, paru-paru, pembuluh darah - Hormon ini juga merupakan neurotransmiter (lihat Bab 48) |
Cara Kerja |
- Impuls saraf dari otak dikirim melalui sistem saraf simpatik - Memicu pelepasan epinefrin dan norepinefrin - Efek langsung dan cepat pada target organ melalui reseptor permukaan sel (jalur hormon air) |
Contoh Klinis |
- Epinefrin digunakan untuk mengatasi serangan jantung atau anafilaksis - Pelebaran bronkiolus pada pasien asma - Stres kronis → overaktivasi sistem simpatik → hipertensi atau gangguan jantung |

Hormon-Hormon Steroid dari Korteks Adrenal
Aspek | Rincian |
---|---|
Alur |
Stres → Hipotalamus melepas CRH → Pituitari anterior melepas ACTH → Korteks adrenal merespons dengan melepas kortikosteroid (glukokortikoid dan mineralokortikoid) |
Struktur |
- Korteks adrenal: Lapisan luar kelenjar adrenal, terdiri dari sel-sel endokrin sejati - Hormon steroid: Kortikosteroid yang meliputi: • Glukokortikoid (mis. kortisol) • Mineralokortikoid (mis. aldosteron) |
Fungsi |
- Glukokortikoid: • Memecah protein otot → glukosa (glukoneogenesis) • Menyediakan energi saat stres • Menekan sistem kekebalan tubuh (anti-inflamasi) - Mineralokortikoid: • Meningkatkan reabsorpsi Na⁺ dan air di ginjal • Menaikkan tekanan dan volume darah |
Lokasi | Korteks adrenal – terletak di atas ginjal, membungkus medula adrenal |
Keterkaitan |
- Terkait erat dengan jalur hormon hipotalamus–pituitari–adrenal (HPA axis) - Berinteraksi dengan sistem kekebalan, sistem osmoregulasi, dan sistem metabolik - Berkoordinasi dengan medula adrenal (katekolamin) |
Cara Kerja |
- Hormon ACTH merangsang korteks adrenal melalui darah - Korteks melepaskan steroid yang bekerja melalui reseptor intraseluler - Efek lambat, tetapi jangka panjang dan sistemik |
Contoh Klinis |
- Glukokortikoid: Digunakan untuk mengobati alergi, lupus, artritis (namun dapat menyebabkan Cushing syndrome bila berlebih) - Aldosteron: Kelebihan → hipertensi (hiperaldosteronisme); kekurangan → penyakit Addison |
Aspek | Rincian |
---|---|
Alur |
Hipotalamus melepas GnRH → Pituitari anterior melepas FSH & LH → Gonad (testis/ovarium) melepas hormon seks: androgen, estrogen, progestin |
Struktur |
- Gonad: Testis (jantan) dan ovarium (betina) - Hormon seks utama: • Androgen (mis. testosteron) • Estrogen (mis. estradiol) • Progestin (mis. progesteron) |
Fungsi |
- Androgen: Pembentukan alat kelamin jantan, suara berat, rambut wajah, pertumbuhan otot & tulang - Estrogen: Memelihara sistem reproduksi betina, membentuk karakteristik seks sekunder wanita - Progestin: Mempersiapkan uterus, mempertahankan kehamilan |
Lokasi |
- Testis: di skrotum - Ovarium: di rongga perut bawah wanita (pelvis) |
Keterkaitan |
- Hormon seks disekresikan sebagai bagian dari jalur rangkaian hormon - Dikontrol oleh FSH dan LH dari pituitari anterior - FSH & LH dikontrol oleh GnRH dari hipotalamus |
Cara Kerja |
- GnRH merangsang pituitari anterior - FSH & LH merangsang gonad → produksi hormon seks - Hormon-hormon ini bekerja pada reseptor sel target (genomik/non-genomik) - Mekanisme umpan-balik negatif mengatur kestabilan sekresi |
Contoh Klinis |
- Steroid anabolik: digunakan ilegal oleh atlet → bisa sebabkan jerawat, kerusakan hati, infertilitas - Kekurangan estrogen: menopause, osteoporosis - Kekurangan testosteron: hipogonadisme pada pria |
Aspek | Rincian |
---|---|
Alur |
Cahaya diterima oleh retina → sinyal ke hipotalamus (SCN) → SCN mengontrol sekresi melatonin oleh kelenjar pineal → Melatonin memengaruhi ritme biologis dan reproduksi musiman |
Struktur |
- Kelenjar Pineal: Massa kecil jaringan di otak tengah - Melatonin: Hormon turunan asam amino triptofan |
Fungsi |
- Mengatur ritme sirkadian (jam biologis) - Mengontrol reproduksi musiman pada vertebrata - Mempengaruhi aktivitas SCN (suprachiasmatic nucleus) - Dapat memengaruhi pigmentasi kulit pada beberapa hewan |
Lokasi |
- Kelenjar pineal: Dekat pusat otak, atas kolikulus superior, di antara hemisfer serebral - SCN: Di hipotalamus, bagian atas kiasma optikum |
Keterkaitan |
- Aktivitas kelenjar pineal dipengaruhi oleh cahaya dari retina - SCN sebagai pusat kontrol ritme harian - Kadar melatonin meningkat saat malam (gelap), turun saat siang |
Cara Kerja |
- Cahaya → retina → SCN → sinyal ke kelenjar pineal - SCN menghambat atau merangsang produksi melatonin - Melatonin memengaruhi aktivitas SCN kembali (loop negatif) - Malam panjang → sekresi melatonin meningkat |
Contoh Klinis |
- Gangguan tidur akibat jet lag atau shift malam - Melatonin digunakan sebagai suplemen tidur - Gangguan ritme sirkadian (mis. sindrom fase tidur tertunda) |