Materi: Biologi (Bab 41 - Nutrisi Hewan )
Kebutuhan Mencari MakanTopik | Isi Ringkasan |
---|---|
Contoh Awal | Beruang kodiak memakan ikan salem; ikan diuraikan menjadi molekul kecil untuk diserap tubuh. |
Definisi Nutrisi | Proses memasukkan makanan ke tubuh, menguraikan, dan menyerapnya disebut nutrisi. |
Sumber Energi | Hewan bergantung pada makanan sebagai sumber energi dan bahan pembentuk jaringan. |
Tipe Diet |
|
Fleksibilitas Diet | Kebanyakan hewan pemakan oportunistik, bisa menyimpang dari diet utama saat kondisi mendesak. |
Contoh Spesifik | Kijang sebagai herbivora kadang makan serangga, cacing, atau telur burung. |
Mikroorganisme | Selalu menjadi bagian dari diet hewan sebagai suplemen yang tak terhindarkan. |
Keseimbangan Energi |
Hewan perlu menyeimbangkan konsumsi, penyimpanan, dan penggunaan makanan. Contoh: kelelawar menyimpan energi sebagai lemak untuk hibernasi. |
Risiko Gizi | Makan terlalu sedikit, terlalu banyak, atau komposisi yang salah bisa membahayakan kesehatan. |
Tujuan Bab | Mengkaji kebutuhan nutrisi, adaptasi memperoleh makanan, dan regulasi asupan/pengeluaran energi. |
Topik | Isi Ringkasan |
---|---|
Fungsi Energi Kimiawi | Energi dari diet dikonversi menjadi ATP, digunakan untuk aktivitas seluler seperti pembelahan, penglihatan, dan terbang. |
Sumber Energi | Karbohidrat, protein, dan lipid digunakan dalam respirasi seluler dan penyimpanan energi. |
Prekursor Organik |
Hewan butuh:
|
Nutrien Esensial |
|
Tiga Kebutuhan Nutrisi |
Diet yang memadai harus memenuhi:
|
Jenis Nutrien Esensial | Deskripsi Singkat |
---|---|
Asam amino esensial | Asam amino yang tidak dapat disintesis tubuh dan harus diperoleh dari makanan. |
Asam lemak esensial | Asam lemak tertentu yang tidak bisa dibuat oleh tubuh dan dibutuhkan untuk fungsi biologis penting. |
Vitamin | Senyawa organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk mendukung proses metabolik. |
Mineral | Elemen anorganik (seperti zat besi, kalsium) yang diperlukan untuk struktur dan regulasi fungsi tubuh. |
Topik | Penjelasan |
---|---|
Kebutuhan Asam Amino | Hewan memerlukan 20 asam amino untuk sintesis protein; sekitar separuh dapat disintesis tubuh dengan syarat ada nitrogen organik. |
Asam Amino Esensial | Harus diperoleh dari makanan; manusia dewasa butuh 8, bayi butuh tambahan 1 (histidin). |
Defisiensi Protein | Terjadi jika satu atau lebih asam amino esensial kurang; menyebabkan malnutrisi, khususnya pada anak-anak, berakibat gangguan fisik dan mental. |
Sumber Protein Lengkap | Produk hewani (daging, telur, keju) mengandung semua asam amino esensial dalam proporsi seimbang. |
Sumber Protein Tidak Lengkap |
Sebagian besar protein nabati kekurangan satu atau lebih asam amino esensial. Contoh:
|
Solusi Diet Vegetarian | Gabungkan sumber nabati secara tepat agar melengkapi asam amino yang kurang satu sama lain. |
Adaptasi Hewan | Contoh: penguin memanfaatkan protein otot sebagai sumber asam amino saat molting (ganti bulu). |

asam lemak esensial
Topik | Penjelasan |
---|---|
Produksi Asam Lemak | Hewan dapat menyintesis sebagian besar asam lemak yang dibutuhkan tubuhnya. |
Definisi Asam Lemak Esensial | Asam lemak yang tidak dapat disintesis oleh hewan dan harus diperoleh dari makanan. |
Ciri Asam Lemak Esensial | Bersifat tak jenuh (memiliki satu atau lebih ikatan ganda). |
Contoh | Asam linoleat diperlukan manusia untuk sintesis fosfolipid membran. |
Sumber Makanan | Biji-bijian, padi-padian, dan sayuran menyediakan asam lemak esensial dalam jumlah cukup. |
Kasus Defisiensi | Jarang terjadi karena sumber makanan umum sudah mencukupi kebutuhan asam lemak esensial. |
Topik | Penjelasan |
---|---|
Definisi | Vitamin adalah molekul organik dengan fungsi beragam yang diperlukan dalam jumlah kecil. |
Contoh Fungsi | Vitamin B diubah menjadi FAD (koenzim dalam respirasi seluler). |
Jumlah yang Dibutuhkan | Untuk manusia, dibutuhkan antara 0,01 – 100 mg per hari, tergantung jenis vitaminnya. |
Klasifikasi Vitamin |
|
Sintesis Vitamin D | Dapat disintesis oleh tubuh saat kulit terkena sinar matahari. |
Suplemen Vitamin | Suplemen berguna bagi yang dietnya tidak seimbang, namun efek dosis tinggi masih belum jelas. |
Risiko Konsumsi Berlebih |
|
Tabel Kebutuhan Vitamin Manusia untuk
Vitamin | Sumber Makanan Utama | Fungsi Utama dalam Tubuh | Gejala Defisiensi atau Terlalu Berlebih |
---|---|---|---|
Vitamin B1 (tiamin) | Daging, polong-polongan, kacang-kacangan, padi-padian utuh | Koenzim dalam pembuangan CO2 dari senyawa organik | Beri-beri (gangguan saraf, emasi, anemia) |
Vitamin B2 (riboflavin) | Produk susu, daging, padi-padian diperkaya, sayuran | Komponen koenzim FAD dan FMN | Luka pada kulit seperti pecah-pecah di sudut mulut |
Niasin (B3) | Kacang-kacangan, daging, padi-padian | Komponen koenzim NAD+ dan NADP+ | Luka pada kulit dan gastrointestinal, gangguan saraf, Kerusakan hati |
Vitamin B6 (piridoksin) | Daging, sayur, padi-padian utuh | Koenzim untuk metabolisme asam amino | Iritabilitas, kejang, kedut otot, anemia Sempoyongan, kaki mati rasa, kurang koordinasi |
Asam pantotenat (B5) | Daging, produk susu, padi-padian utuh, dll. | Komponen koenzim A | Lelah, mati rasa, tangan dan kaki kesemutan |
Asam folat (B9, folasin) | Sayuran hijau, jeruk, kacang-kacangan, padi-padian utuh | Koenzim dalam metabolisme asam nukleat dan asam amino | Anemia, cacat lahir Bisa menyamarkan defisiensi vitamin B12 |
Vitamin B12 | Daging, telur, produk susu | Koenzim dalam metabolisme asam nukleat; pematangan sel darah merah | Anemia, gangguan sistem saraf |
Biotin | Polong-polongan, sayuran lain, daging | Koenzim dalam sintesis lemak, glikogen, dan asam amino | Peradangan kulit bersisik, gangguan neuromuskular |
Vitamin C (asam askorbat) | Buah dan sayur, terutama jeruk, brokoli, kubis, tomat, paprika hijau | Sintesis kolagen (tulang, gusi, kartilago); antioksidan; membantu detoksifikasi; memperbaiki absorpsi besi |
Skorbut (degenerasi kulit, pembuluh darah), lemas, luka yang lambat sembuh Gangguan gastrointestinal |
Vitamin D | Produk susu, kuning telur; juga disintesis di kulit dengan sinar matahari | Membantu absorpsi dan penggunaan kalsium dan fosfor; pertumbuhan tulang |
Riket (cacat tulang) pada anak, pelunakan tulang pada dewasa Kerusakan otak, kardiovaskular, dan ginjal |
Vitamin E (tokoferol) | Minyak sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian | Antioksidan; membantu mencegah kerusakan membran sel | Degenarasi sistem saraf |
Vitamin K (filokuinon) | Sayuran hijau, teh; juga dibuat oleh bakteri kolon | Penting dalam penggumpalan darah |
Kelainan penggumpalan darah Kerusakan hati dan anemia |
Topik | Penjelasan |
---|---|
Definisi | Mineral makanan adalah nutrien anorganik seperti seng dan kalium yang dibutuhkan dalam jumlah kecil (kurang dari 1 mg hingga ±2500 mg per hari). |
Variasi Kebutuhan | Bervariasi antar spesies; manusia dan vertebrata lain memerlukan kalsium dan fosfor dalam jumlah besar untuk tulang. |
Fungsi Mineral Utama |
|
Kelebihan Mineral |
|
Faktor Genetik | Beberapa populasi memiliki mutasi genetik yang memperparah efek toksik dari kelebihan mineral seperti besi. |
Konsumsi Modern | Makanan kemasan di AS sering mengandung natrium berlebih, meskipun tidak terasa asin; konsumsi bisa mencapai 20× kebutuhan harian. |
Tabel : Kebutuhan Mineral Manusia
Mineral | Sumber Makanan Utama | Fungsi Utama dalam Tubuh | Gejala Defisiensi* |
---|---|---|---|
Kalsium (Ca) | Produk susu, sayuran hijau gelap, polong-polongan | Pembentukan tulang dan gigi, penggumpalan darah, fungsi saraf dan otot | Keterlambatan pertumbuhan, kerusakan tulang, kehilangan massa tulang |
Fosfor (P) | Produk susu, daging, padi-padian | Pembentukan tulang dan gigi, keseimbangan asam-basa, sintesis nukleotida | Lemas, kehilangan mineral dari tulang, kehilangan kekuatan |
Sulfur (S) | Protein dari banyak sumber | Komponen asam amino tertentu | Gejala-gejala defisiensi protein |
Kalium (K) | Daging, produk susu, kebanyakan buah dan sayuran, padi-padian | Keseimbangan asam-basa, keseimbangan air, fungsi saraf | Lemah otot, paralisis, mual, muntah hebat, gagal jantung |
Klorin (Cl) | Garam dapur | Keseimbangan asam-basa, pembentukan getah lambung, fungsi saraf, keseimbangan osmotik | Kram otot, nafsu makan berkurang |
Natrium (Na) | Garam dapur | Keseimbangan asam-basa, keseimbangan air, fungsi saraf | Kram otot, nafsu makan berkurang |
Magnesium (Mg) | Padi-padian utuh, sayuran berdaun hijau | Kofaktor; bioenergetik ATP | Gangguan sistem saraf |
Besi (Fe) | Daging, telur, polong-polongan, padi-padian utuh, sayuran berdaun hijau | Komponen hemoglobin dan sitokrom; metabolisme energi; kofaktor enzim | Anemia defisiensi zat besi, lemas, kekebalan tubuh menurun |
Fluorin (F) | Air minum, makanan laut (seafood) | Pemeliharaan struktur gigi dan tulang | Kerusakan gigi yang lebih parah |
Seng (Zn) | Daging, makanan laut, padi-padian | Komponen enzim untuk pencernaan dan pertumbuhan; metabolisme protein, penyembuhan luka | Kegagalan pertumbuhan, kelainan kulit, gangguan kekebalan |
Tembaga (Cu) | Makanan laut, kacang-kacangan, polong-polongan, daging organ | Kofaktor enzim metabolisme besi, sintesis melanin, transport elektron | Anemia, kelainan kardiovaskular |
Mangan (Mn) | Kacang-kacangan, padi-padian, sayuran, buah-buahan, teh | Kofaktor enzim | Tulang dan kartilago yang abnormal |
Yodium (I) | Makanan laut, produk susu, garam beryodium | Komponen hormon tiroid | Gondok (pembengkakan tiroid) |
Kobalt (Co) | Daging dan produk susu | Komponen vitamin B12 | Tidak ada, kecuali defisiensi B12 |
Selenium (Se) | Makanan laut, daging, padi-padian utuh | Kofaktor enzim; antioksidan; berinteraksi dengan vitamin E | Nyeri otot, barangkali kerusakan jantung |
Kromium (Cr) | Ragi, hati, makanan laut, daging, beberapa jenis sayuran | Terlibat dalam metabolisme glukosa dan energi | Cacat metabolisme glukosa |
Molibdenum (Mo) | Polong-polongan, padi-padian, beberapa jenis sayuran | Kofaktor enzim | Kelainan ekskresi senyawa nitrogen |
*Semua mineral ini juga berbahaya jika dikonsumsi berlebihan. |
Istilah | Pengertian | Dampak |
---|---|---|
Kurang Gizi (Undernourishment) | Terjadi saat diet tidak mencukupi kebutuhan energi kimiawi tubuh secara terus-menerus | Menurunnya fungsi tubuh, risiko penyakit meningkat, gagal tumbuh |
Malnutrisi (Malnourishment) | Kekurangan satu atau lebih nutrien esensial dalam jangka panjang | Gangguan fungsi metabolik, kerusakan organ, terganggunya pertumbuhan dan reproduksi |
Kedua kondisi di atas berdampak buruk terhadap kesehatan dan kesintasan jangka panjang. |
Kurang Gizi
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Definisi | Kurang gizi (undernourishment) terjadi saat tubuh tidak mendapat cukup energi dari makanan secara berkelanjutan. |
Dampak Fisiologis |
|
Penyebab Umum |
|
Data Global | ±200 juta orang (terutama di Afrika sub-Sahara) tidak memperoleh cukup makanan akibat konflik dan epidemi AIDS. |
Kasus Khusus | Kelainan makan seperti anoreksia nervosa menyebabkan individu dengan sengaja melaparkan diri. |
Malnutrisi
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Definisi | Malnutrisi adalah kekurangan satu atau lebih nutrien esensial dalam jangka panjang, bukan sekadar kurang energi. |
Dampak Umum | Kecacatan, penyakit, dan bahkan kematian jika tidak ditangani. |
Contoh pada Hewan |
|
Contoh pada Manusia |
|
Solusi Inovatif |
'Beras Emas': beras hasil rekayasa genetik yang mengandung beta-karoten (prekursor vitamin A) Potensi besar untuk mencegah kematian 1–2 juta anak per tahun akibat kekurangan vitamin A. |
Topik | Penjelasan |
---|---|
Tantangan Meneliti Nutrisi Manusia |
|
Perkembangan Metode |
|
Contoh Studi Genetik |
Hemokromatosis: kelainan genetik yang menyebabkan penumpukan zat besi. Penanganan: pengambilan darah rutin → mengembalikan homeostasis. |
Peran Epidemiologi |
Epidemiologi menelusuri distribusi penyakit untuk mengidentifikasi strategi nutrisi. Contoh: Asam folat dapat mengurangi cacat tabung neural pada bayi. |
Penemuan Penting |
|
Respons Kebijakan |
FDA mewajibkan fortifikasi asam folat pada produk padi-padian sejak 1998. Hasil: Penurunan signifikan pada kasus cacat tabung neural. |
Makna Luas | Intervensi sederhana seperti konsumsi suplemen asam folat dan Beras Emas bisa lebih besar dampaknya terhadap kesehatan publik dibanding teknologi medis mahal. |
Tahap | Nama | Penjelasan |
---|---|---|
1 | Ingesti | Tindakan makan, yaitu memasukkan makanan ke dalam tubuh. Makanan bisa dalam bentuk cair atau padat. Terdapat berbagai adaptasi cara makan pada spesies berbeda. |
2 | Digesti |
Pemecahan makanan menjadi molekul kecil agar bisa diserap tubuh.
Terdiri dari:
|
3 | Absorpsi | Sel tubuh menyerap molekul hasil digesti seperti asam amino dan glukosa. |
4 | Eliminasi | Pembuangan sisa makanan yang tidak tercerna dari saluran pencernaan. |

pemakan suspensi (suspension feeder)
Jenis Hewan | Contoh | Mekanisme Pemakanan |
---|---|---|
Pemakan Suspensi (Suspension Feeder) |
- Paus bungkuk - Kerang - Tiram |
|

Pemakan Substrat (substrate feeder)
Jenis Pemakan | Contoh Hewan | Cara Makan |
---|---|---|
Pemakan Substrat (Substrate Feeder) |
- Ulat penambang daun - Belatung (larva lalat) |
|

Pemakan Cairan (Fluid Feeder)
Jenis Pemakan | Contoh Hewan | Mekanisme Pemakanan |
---|---|---|
Pemakan Cairan (Fluid Feeder) |
- Nyamuk - Afid (kutu daun) - Kolibri - Lebah |
|

Pemakan Bongkahan (Bulk Feeder)
Jenis Pemakan | Contoh Hewan | Mekanisme Pemakanan |
---|---|---|
Pemakan Bongkahan (Bulk Feeder) |
- Manusia - Piton batu - Sebagian besar hewan predator |
|

Kompartemen Pencernaan
Topik | Penjelasan |
---|---|
Masalah Biologis |
Enzim pencernaan menghidrolisis bahan biologis seperti protein dan lemak, yang juga menyusun tubuh hewan itu sendiri.
→ Pertanyaannya: Bagaimana makanan dicerna tanpa mencerna tubuh sendiri? |
Solusi Evolusioner | Pengolahan makanan dilakukan di dalam kompartemen khusus agar tidak merusak jaringan tubuh sendiri. |
Jenis Kompartemen |
|
Topik | Penjelasan |
---|---|
Definisi | Digesti intraseluler adalah proses pencernaan makanan yang berlangsung di dalam sel, khususnya di dalam vakuola makanan. |
Kompartemen Utama | Vakuola makanan – tempat bertemunya makanan dan enzim hidrolitik yang berasal dari lisosom. |
Proses Awal |
|
Enzim Pencerna | Dihasilkan oleh lisosom yang menyatu dengan vakuola makanan untuk melakukan hidrolisis secara aman di dalam membran. |
Contoh Organisme | Spons (Porifera) adalah contoh hewan yang sepenuhnya mencerna makanan secara intraseluler. |
Topik | Penjelasan |
---|---|
Definisi | Digesti ekstraseluler adalah proses pencernaan makanan di luar sel, yaitu dalam kompartemen yang terhubung dengan lingkungan eksternal tubuh. |
Tujuan Evolusioner | Memungkinkan hewan mencerna makanan yang jauh lebih besar daripada yang dapat diambil melalui fagositosis. |
Struktur Sederhana | Rongga gastrovaskular (contoh: hidra, cacing pipih) – satu lubang berfungsi sebagai mulut dan anus. |
Proses pada Hidra |
|
Struktur Kompleks | Kanal alimentaris – saluran pencernaan lengkap dari mulut ke anus dengan kompartemen khusus. |
Contoh: Cacing Tanah |
|
Contoh: Belalang |
|
Contoh: Burung |
|

struktur sistem pencernaan mamalia
Tahap | Organ Terspesialisasi | Fungsi Utama | Keterangan Tambahan |
---|---|---|---|
Ingesti | Mulut (oral cavity), gigi, lidah | Memasukkan makanan, digesti mekanis awal, pencampuran dengan air liur | 3 pasang kelenjar ludah menyekresikan enzim (amilase) |
Propulsi | Faring, esofagus | Menelan dan mendorong makanan ke lambung | Gerakan peristalsis dimulai |
Digesti Mekanis & Kimiawi | Lambung | Pengadukan makanan, sekresi asam dan enzim pencernaan protein | Sfingter pilorus mengatur aliran ke usus halus |
Digesti & Absorpsi | Usus halus (duodenum, jejunum, ileum) | Digesti enzimatik dan absorpsi nutrien utama |
|
Absorpsi Air & Eliminasi | Usus besar (kolon), rektum, anus | Mengabsorpsi air, membentuk dan membuang feses | Simbiotik bakteri usus memproduksi vitamin |

Rongga Mulut, Faring, dan Esofagus
Struktur | Fungsi Utama | Mekanisme | Keterangan Tambahan |
---|---|---|---|
Rongga Mulut | Ingesti & digesti mekanis awal | Pengunyahan oleh gigi, pelumasan oleh ludah |
|
Lidah | Evaluasi makanan & pembentukan bolus | Persepsi rasa → manipulasi makanan → dorong ke faring | Berperan dalam pengecapan & menelan |
Faring (Pharynx) | Persimpangan saluran pencernaan & pernapasan | Koordinasi arah bolus ke esofagus | Epiglotis menutup glotis saat menelan |
Esofagus | Menyalurkan makanan ke lambung | Gerakan peristaltik (kontraksi ritmis otot) |
|

Digesti di lambung
Komponen / Struktur | Fungsi Utama | Proses / Mekanisme | Keterangan Tambahan |
---|---|---|---|
Lambung | Menyimpan & mencerna makanan (digesti awal protein) | Pengadukan mekanis + sekresi getah lambung → chyme | Dapat menampung hingga 2 liter makanan & cairan |
Getah Lambung | Digesti kimiawi protein | Mengandung HCl & pepsinogen (→ pepsin aktif) | pH sangat rendah (~2), membantu denaturasi protein |
Asam Hidroklorat (HCl) | Denaturasi protein & aktivasi pepsinogen | Dihasilkan oleh sel parietal (ion H⁺ + Cl⁻ di lumen) | Membunuh bakteri & membuka ikatan peptida protein |
Pepsin | Memecah protein menjadi polipeptida kecil | Dihasilkan dari pepsinogen oleh HCl & pepsin aktif (umpan balik positif) | Protease yang aktif di pH sangat asam |
Sel Parietal | Menghasilkan HCl | Pompa ion H⁺ (ATPase) + saluran Cl⁻ → HCl di lumen | Tidak menghasilkan HCl langsung di dalam sel |
Sel Chief | Menghasilkan pepsinogen (enzim inaktif) | Diaktifkan oleh HCl dan pepsin → pepsin aktif | Contoh: proses umpan balik positif |
Mukus | Melindungi dinding lambung dari HCl & pepsin | Disekresikan secara terus-menerus oleh epitel | Diganti tiap 3 hari → mencegah pencernaan diri |
Tukak Lambung | Luka pada pelapis lambung | Disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori | Diobati dengan antibiotik (temuan Nobel, 2005) |
Dinamika lambung
Aspek | Deskripsi |
---|---|
Kontraksi Otot Lambung | Lambung mencampur isi setiap 20 detik melalui kontraksi terkoordinasi. |
Tujuan Pencampuran | Menjadikan makanan menjadi bubur kaya-nutrien asam (chyme) dengan bantuan enzim dan HCl. |
Nama Campuran | Chyme, hasil dari pencampuran makanan dengan getah lambung. |
Sfingter Esofagus | Biasanya tertutup, hanya membuka saat bolus tiba. Mencegah refluks asam. |
Refluks Asam | Terjadi ketika chyme mengalir kembali ke esofagus bagian bawah, menyebabkan iritasi ('heartburn'). |
Sfingter Pilorik | Mengatur pelepasan chyme ke usus halus dalam semprotan kecil. |
Lama Proses di Lambung | Chyme biasanya meninggalkan lambung dalam 2–6 jam setelah makan. |

digesti di usus halus
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Alur | Kimus dari lambung → Duodenum → Campur dengan getah pankreas, hati, empedu, dan enzim usus → Pencernaan enzimatik |
Struktur | Usus halus (duodenum, jejunum, ileum), pankreas, hati, kandung empedu, sel kelenjar usus |
Fungsi | Hidrolisis enzimatik utama, penyerapan nutrisi, mengatur sekresi pencernaan |
Lokasi | Setelah lambung, sebelum usus besar, bagian tengah kanal pencernaan |
Keterkaitan | Duodenum sebagai pusat persilangan jalur; hormon dari lambung dan usus mengatur sekresi pankreas dan empedu |
Cara kerja |
1. Kimus masuk ke duodenum 2. Campur dengan getah dari pankreas, empedu, dan usus 3. Terjadi hidrolisis enzimatik 4. Hormon mengontrol sekresi |
Contoh |
- Enzim: amilase, tripsin, lipase - Empedu untuk emulsifikasi lemak - Hormon: sekretin, kolesistokinin |

sekresi pankreas
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Alur | Pankreas menghasilkan larutan → Mengandung bikarbonat dan enzim → Disekresikan ke duodenum → Enzim aktifkan di duodenum |
Struktur | Pankreas, duodenum, enzim tripsin dan kimotripsin |
Fungsi | Menetralisasi kimus asam, mencerna protein melalui enzim protease |
Lokasi | Eksternal terhadap usus halus, terhubung ke duodenum |
Keterkaitan | Larutan pankreas disekresikan ke duodenum; aktivasi enzim hanya terjadi di luar sel |
Cara kerja |
1. Kimus asam dari lambung masuk ke duodenum 2. Pankreas sekresikan bikarbonat dan enzim tidak aktif 3. Bikarbonat menetralisasi kimus 4. Enzim diaktivasi di lumen duodenum dan mencerna protein |
Contoh |
- Enzim: tripsinogen → tripsin, kimotripsinogen → kimotripsin - Senyawa: ion bikarbonat (\(HCO_3^-\)) |

Produksi empedu di hati
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Alur | Hati menghasilkan empedu → Empedu disimpan di kandung empedu → Empedu dilepaskan ke usus halus → Membantu digesti dan absorpsi lemak |
Struktur | Hati, kandung empedu, usus halus, garam empedu, pigmen empedu |
Fungsi | Mengemulsi lemak, membantu penyerapan lipid, membuang pigmen empedu sebagai limbah |
Lokasi | Hati (tempat produksi), kandung empedu (penyimpanan), usus halus (tempat aksi) |
Keterkaitan | Empedu terhubung dengan digesti lemak dan ekskresi sisa penguraian sel darah merah |
Cara kerja |
1. Hati menghasilkan empedu 2. Garam empedu berperan mengemulsi lipid 3. Pigmen empedu dari penguraian sel darah merah ikut dibuang 4. Empedu disimpan di kandung empedu lalu dilepas ke usus halus saat makan |
Contoh |
- Garam empedu (sebagai emulgator) - Bilirubin (pigmen dari sel darah merah) |
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Alur | Makanan → Usus halus → Nutrien melewati epitel vilus → Kapiler darah/lakteal → Hati → Sirkulasi tubuh |
Struktur | Vili, mikrovili, sel epitel, kapiler, lakteal, vena portal hepatika |
Fungsi | Meningkatkan luas permukaan penyerapan, menyerap nutrien, mengangkut ke hati atau sistem limfatik |
Lokasi | Usus halus (epitel vili), hati (pengolah nutrien), limfatik (lemak), darah (karbohidrat dan protein) |
Keterkaitan | Terhubung dengan sistem sirkulasi dan sistem limfatik; fungsi hati dalam regulasi dan detoksifikasi |
Cara Kerja |
1. Nutrien melintasi epitel usus melalui difusi terfasilitasi atau transpor aktif 2. Karbohidrat, asam amino masuk ke kapiler dan dibawa ke hati 3. Lemak → kilomikron → lakteal → limfe → vena besar → jantung 4. Hati mengatur kadar nutrien dan detoksifikasi senyawa asing |
Contoh |
- Glukosa: diserap aktif → kapiler - Lemak → kilomikron → lakteal - Fruktosa: difusi terfasilitasi |

Absorpsi di usus besar
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Alur | Usus halus → sfingter → kolon → rektum → anus |
Struktur | Kolon, sekum, rektum, anus, sfingter, appendix, flora bakteri |
Fungsi | Menyerap kembali air, menyimpan dan mengeluarkan feses, memfermentasi sisa makanan, sintesis vitamin oleh bakteri |
Lokasi | Usus besar (colon), khususnya rektum dan anus sebagai terminal akhir |
Keterkaitan | Terhubung dengan sistem ekskresi dan sistem kekebalan (melalui appendix dan flora mikroba) |
Cara Kerja |
1. Material dari usus halus masuk ke kolon melalui sfingter 2. Kolon menyerap air secara osmosis akibat pemompaan ion Na⁺ 3. Feses bergerak oleh peristalsis; padat jika lambat (konstipasi), encer jika terlalu cepat (diare) 4. Flora bakteri menghasilkan vitamin (K, B, biotin) dan gas (metana, H₂S) 5. Rektum menyimpan feses; sfingter dalam (tak sadar) dan luar (sadar) mengatur ekskresi |
Contoh |
- Penyerapan vitamin K dari E. coli - Pembuangan gas melalui anus - Serat memperlancar pergerakan feses |

Adaptasi - adaptasi evolusioner sistem pencernaan vertebrata berkorelasi dengan diet
Jenis Adaptasi | Penjelasan | Contoh |
---|---|---|
Adaptasi Gigi |
Gigi vertebrata menunjukkan diferensiasi sesuai tipe makanan. Karnivor memiliki gigi taring yang tajam untuk merobek daging. Herbivor memiliki geraham datar untuk menggiling tanaman. Omnivor memiliki campuran gigi pemotong, taring, dan geraham. |
- Kucing: gigi taring besar - Kuda: geraham lebar - Manusia: kombinasi insisivus, taring, premolar, molar |
Adaptasi Lambung dan Usus |
Struktur lambung dan panjang usus disesuaikan dengan kompleksitas makanan. Herbivor memiliki usus lebih panjang untuk mencerna selulosa. Karnivor memiliki lambung besar dan usus lebih pendek. |
- Sapi: lambung berongga empat (rumen, retikulum, omasum, abomasum) - Manusia: usus sedang (omnivora) - Singa: lambung dominan, usus pendek |
Adaptasi Mutualistik |
Vertebrata, terutama herbivora, menjalin simbiosis mutualistik dengan mikroba untuk membantu pencernaan bahan tanaman kompleks seperti selulosa. Mikroorganisme ini sering tinggal di rumen, sekum, atau usus besar. |
- Ruminansia: bakteri dan protozoa di rumen - Kelinci: bakteri di sekum besar - Manusia: E. coli di kolon menghasilkan vitamin B & K |
Jenis Vertebrata | Adaptasi Gigi | Fungsi Adaptasi | Contoh Spesifik |
---|---|---|---|
Mamalia Karnivor | Gigi terspesialisasi (misalnya gigi taring yang tajam) | Merobek dan mengunyah daging | Singa, harimau |
Mamalia Herbivor | Geraham datar dan luas | Menggiling dan menghancurkan bahan tumbuhan | Sapi, kuda |
Mamalia Omnivor | Kombinasi insisivus, taring, dan geraham | Mencerna berbagai jenis makanan | Manusia |
Vertebrata Nonmamalia (contoh ular) | Taring bisa (berongga atau berlekuk) | Menyuntikkan atau meneteskan racun ke mangsa | Ular beludak |

adaptasi lambung dan usus
Jenis Vertebrata | Adaptasi Lambung | Adaptasi Usus | Fungsi Adaptasi | Contoh |
---|---|---|---|---|
Karnivor | Lambung besar dan dapat mengembang | Usus relatif pendek | Menampung makanan dalam jumlah besar dan mencerna daging yang mudah diurai | Singa, harimau |
Herbivor | Ukuran lambung bervariasi, kadang kompleks (multi-kompartemen) | Usus sangat panjang | Memungkinkan waktu cerna lebih lama dan penyerapan optimal nutrien dari tumbuhan | Sapi, rusa |
Omnivor | Lambung sedang | Usus lebih panjang daripada karnivor, tapi lebih pendek dari herbivor | Fleksibel untuk mencerna baik tumbuhan maupun hewan | Babi, manusia |

adaptasi mutualistik
Hewan | Letak Mikroorganisme | Fungsi Mutualisme | Adaptasi Tambahan |
---|---|---|---|
Sapi, rusa, domba (ruminansia) | Rumen (lambung kompartemen pertama) | Mikroba memecah selulosa menjadi gula | Sistem lambung 4 ruang untuk fermentasi bertahap |
Kuda | Sekum besar | Fermentasi selulosa oleh mikroorganisme | Sekum diperbesar sebagai ruang fermentasi |
Kelinci, rodensia | Usus besar dan sekum | Produksi vitamin dan asam amino dari fermentasi | Koprofagi (makan feses sendiri untuk reabsorpsi nutrien) |
Koala | Sekum besar | Fermentasi daun ekaliptus | Sekum sangat panjang dan kaya bakteri |
Burung hoatzin | Tembolok (crop) | Fermentasi daun-daunan | Dinding tembolok keras untuk menggiling daun |
Cacing tabung laut dalam | Sel-sel trofosom (jaringan tubuh) | Bakteri mengubah senyawa anorganik menjadi nutrien | Tidak punya mulut dan usus; simbiosis total |

Mekanisme - mekanisme homeostatik berkontribusi terhadap keseimbangan energi
1. Sumber dan Cadangan Energi | |
---|---|
Sumber utama energi | Karbohidrat, lipid, dan protein dari makanan |
Penyimpanan jangka pendek | Glukosa disimpan sebagai glikogen di hati dan otot |
Penyimpanan jangka panjang | Lemak dalam jaringan adiposa |
Kelebihan energi | Disimpan sebagai lemak jika cadangan glikogen penuh |
Defisit energi | Tubuh memecah glikogen, lalu lemak, terakhir protein |
Regulasi homeostatik | Hormon insulin dan glukagon |
2. Gizi Berlebih dan Obesitas | |
Definisi obesitas | Akumulasi lemak berlebih karena asupan energi > pengeluaran |
Konsekuensi fisiologis | Diabetes tipe 2, hipertensi, aterosklerosis |
Peran hormon leptin | Memberi sinyal kenyang ke hipotalamus |
Resistansi leptin | Leptin tidak efektif pada obesitas, otak tidak “merasa kenyang” |
Faktor risiko | Diet tinggi kalori, kurang aktivitas fisik, faktor genetik |
3. Obesitas dan Evolusi | |
Hipotesis thrifty gene | Gen leluhur menyimpan energi untuk bertahan di masa kelaparan |
Lingkungan modern | Makanan berlimpah + aktivitas rendah → lemak menumpuk |
Konflik evolusioner | Dulunya adaptif, kini penyebab penyakit kronis |
Contoh preferensi | Suka makanan manis/berlemak dulunya menguntungkan, kini jadi pemicu obesitas |
Sumber dan Cadangan Energi pada Hewan | |
---|---|
Sumber utama energi | Karbohidrat, lemak, dan protein (melalui respirasi seluler) |
Urutan pemakaian energi | Karbohidrat → Lemak → Protein |
Kandungan energi lemak | 2x lebih besar dari karbohidrat atau protein per gram |
Cadangan jangka pendek | Glikogen di hati dan otot |
Cadangan jangka panjang | Lemak dalam sel-sel adiposa |
Saat kelebihan energi | Disimpan sebagai glikogen atau lemak jika glikogen penuh |
Saat kekurangan energi | Urutan penggunaan: glikogen hati → glikogen otot → lemak → protein |
Hormon pengatur homeostasis | Insulin dan glukagon |
Kapasitas cadangan lemak | Cukup untuk bertahan hidup beberapa minggu tanpa makanan |

gizi berlebih dan obesitas
Gizi Berlebih dan Obesitas | |
---|---|
Definisi Gizi Berlebih | Konsumsi kalori lebih banyak dari kebutuhan metabolisme |
Konsekuensi utama | Obesitas (penumpukan lemak berlebih) |
Dampak kesehatan obesitas | Diabetes tipe 2, kanker kolon/payudara, penyakit kardiovaskular, serangan jantung, stroke |
Jumlah kematian akibat obesitas (AS) | ±300.000 jiwa per tahun |
Mekanisme homeostatik | Sirkuit umpan balik hormon yang memengaruhi pusat kenyang di otak |
Hormon utama pengatur nafsu makan | Leptin (diproduksi oleh sel lemak) |
Fungsi Leptin | Menurunkan nafsu makan saat kadar lemak meningkat |
Gen penting dalam kontrol nafsu makan | ob (menghasilkan leptin), db (reseptor leptin) |
Masalah leptin pada manusia obes | Kadar leptin tinggi, tetapi otak tidak merespons (resistensi leptin) |
Kesimpulan ilmiah sementara | Fungsi leptin kompleks, dan masih banyak hal belum diketahui |

obesitas dan evolusi
Obesitas dan Evolusi | |
---|---|
Masalah utama saat ini | Obesitas sebagai risiko kesehatan |
Kondisi leluhur manusia | Hidup sebagai pemburu-pengumpul, diet tidak stabil |
Hipotesis seleksi alam | Individu dengan dorongan menyimpan lemak → bertahan lebih lama saat kelaparan |
Adaptasi leluhur | Kecenderungan menyukai makanan berlemak sebagai respons terhadap kelangkaan makanan |
Contoh evolusi modern | Keturunan burung petrel (burung laut) |
Strategi orang tua petrel | Membawa makanan kaya lemak agar efisien secara kalori |
Kebutuhan anak petrel | Butuh banyak protein untuk pertumbuhan, tapi makanannya miskin protein → konsumsi berlebih |
Akibat fisiologis | Petrel muda menjadi obes untuk bertahan saat paceklik makanan |
Proses transisi | Sebelum bisa terbang, anak petrel harus berpuasa untuk menurunkan berat badan |
Makna biologis | Obesitas bisa merupakan bentuk adaptasi yang bermanfaat dalam konteks evolusi dan survival |
