Pondok Tahfidz & Bimbel SNBT Karangmojo

Materi: Biologi (Bab 39 Respon Tumbuhan Terhadap Sinyal Ekternal)

Stimulus dan kehidupan tak berpindah tempat
Aspek Informasi
Tokoh Utama Carolus Linnaeus (Bapak Taksonomi)
Penemuan Tumbuhan mekar dan mengatup pada waktu tertentu berdasarkan spesies
Konsep Horologium florae (jam bunga) – susunan waktu mekar bunga sebagai penunjuk waktu
Faktor Penentu Mekarnya Bunga Aktivitas serangga penyerbuk dan faktor lingkungan lain
Pandangan Umum yang Disangkal Tumbuhan dianggap tidak bergerak – padahal aktif merespons lingkungan
Respons Tumbuhan Melalui pertumbuhan dan perkembangan, bukan perilaku seperti hewan
Variasi Bentuk Tubuh Tumbuhan dalam satu spesies lebih bervariasi daripada hewan
Deteksi Lingkungan Melibatkan interaksi stimulus lingkungan dan sinyal internal
Proses Selular Kompleks, seringkali homolog dengan hewan
Jalur-jalur transduksi sinyal menautkan penerimaan sinyal dengan respons
Aspek Informasi
Prinsip Umum Organisme merespons sinyal untuk meningkatkan kesintasan dan reproduksi
Contoh Hewan Lebah memiliki fotoreseptor UV untuk melihat pola nektar
Contoh Tumbuhan Reseptor selular mendeteksi perubahan hormon, cedera, panjang hari
Syarat Respons Stimulus harus cocok dengan reseptor spesifik; tanpa reseptor, tidak ada respons
Proses Respons Stimulus → Reseptor → Jalur Transduksi Sinyal → Respons
Stimulus Cahaya Cahaya memicu de-etiolasi (penghijauan)
Etiolasi Adaptasi tumbuhan di kegelapan: batang memanjang, daun kecil/pucat, akar pendek, tidak ada klorofil
Alasan Etiolasi Menghemat energi, menghindari kerusakan daun, sedikit kehilangan air dan kebutuhan akar, tidak ada fotosintesis
Tujuan Etiolasi Membantu tunas mencapai permukaan tanah sebelum nutrisi umbi habis
De-etiolasi Terjadi saat tunas terkena cahaya: batang melambat, daun mengembang, akar tumbuh, klorofil terbentuk
Studi Mutan Membantu memahami tahapan penerimaan, transduksi, dan respons sinyal tumbuhan
Penerimaan Sinyal
Aspek Informasi
Reseptor Protein yang berubah bentuk saat menerima stimulus spesifik
Jenis Reseptor dalam De-etiolasi Fitokrom (phytochrome), sejenis fotoreseptor
Lokasi Fitokrom Berbeda dari reseptor umum; fitokrom berada di sitoplasma, bukan membran plasma
Objek Penelitian Tanaman tomat (kerabat kentang)
Mutan Aurea Tomat dengan kadar fitokrom rendah; kurang menghijau saat terkena cahaya; pigmen kuning (karotenoid) lebih tampak
Eksperimen Penyuntikan fitokrom ke sel aurea dan pemaparan cahaya → respons de-etiolasi pulih
Kesimpulan Fitokrom diperlukan untuk deteksi cahaya dalam proses de-etiolasi
Transduksi
Aspek Informasi
Sensitivitas Reseptor Bisa mendeteksi sinyal sangat lemah (contoh: cahaya bulan beberapa detik)
Pertanyaan Kunci Bagaimana sinyal lemah diperkuat dan ditransduksi menjadi respons?
Jawaban Utama Pembawa pesan kedua (second messengers) memperkuat dan menyampaikan sinyal
Contoh Pembawa Pesan Kedua cGMP dan Ca²⁺
Peran cGMP Mengaktifkan protein-kinase melalui fosforilasi protein target
Eksperimen cGMP Suntik cGMP ke sel daun tomat aurea → de-etiolasi parsial tanpa fitokrom
Peran Ca²⁺ Aktivasi fitokrom membuka saluran Ca²⁺ → kadar Ca²⁺ sitosol naik 100x → aktifkan enzim dan protein lain
Dampak Kombinasi cGMP dan Ca²⁺ Mengatur aktivitas saluran ion, sitoskeleton, dan enzim-enzim, termasuk protein-kinase
Mekanisme Penguatan Sinyal Satu fitokrom aktif → ratusan cGMP/Ca²⁺ → ratusan enzim → respons cepat dan kuat
Respons
Aspek Informasi
Tujuan Akhir Jalur Sinyal Regulasi aktivitas seluler (biasanya peningkatan aktivitas enzim)
Dampak Umum Respons seluler berupa perubahan laju reaksi enzimatik
2 Mekanisme Utama Aktivasi Enzim
  1. Regulasi Transkripsi – mengatur jumlah mRNA untuk enzim
  2. Modifikasi Pasca-Translasi – mengaktifkan enzim yang sudah ada
Regulasi Transkripsi Mengubah tingkat produksi enzim melalui sintesis mRNA
Modifikasi Pasca-Translasi Aktivasi cepat protein/enzim lewat perubahan kimiawi (misalnya fosforilasi)
Regulasi Transkripsi
Aspek Informasi
Faktor Transkripsi Spesifik Protein yang berikatan dengan DNA untuk mengatur transkripsi gen tertentu
Aktivasi dalam De-etiolasi Diaktifkan melalui fosforilasi oleh sinyal cahaya melalui fitokrom
Pembawa Pesan yang Terlibat
  • cGMP mengaktifkan beberapa faktor transkripsi
  • Ca²⁺ mengaktifkan faktor transkripsi lain
Jenis Faktor Transkripsi
  • Aktivator: meningkatkan transkripsi
  • Represor: menurunkan/menghambat transkripsi
Contoh Mutan Arabidopsis Mutan pucat dengan morfologi seperti tanaman terang walau tumbuh dalam gelap
Penyebab Fenotipe Mutan Cacat pada represor → gen-gen terang aktif meskipun tanpa cahaya
Implikasi Tanaman bisa tampak "tercahaya" karena penghambat ekspresi dihilangkan
Modifikasi Protein pasca - transisi
Aspek Informasi
Proses Tambahan dalam De-etiolasi Modifikasi pasca-translasi protein yang sudah ada, selain sintesis protein baru
Bentuk Modifikasi Umum Fosforilasi asam amino spesifik → ubah hidrofobisitas dan aktivitas protein
Peran Pembawa Pesan Kedua cGMP dan beberapa reseptor (termasuk fitokrom) langsung mengaktivasi protein-kinase
Rangkaian Protein Kinase
  • Satu kinase → aktivasi kinase lain → aktivasi berikutnya
  • Menghubungkan sinyal awal dengan aktivasi faktor transkripsi
Dampak Akhir Jalur Sinyal Menyala atau padamnya gen-gen spesifik → sintesis protein baru
Penghentian Jalur Sinyal
  • Perlu "pemadaman" saat sinyal awal tidak ada lagi
  • Protein fosfatase defosforilasi protein untuk menghentikan respons
Keseimbangan Seluler Aktivitas sel bergantung pada keseimbangan antara kinase dan fosfatase
protein -protein De-Etialasi {'Penghijauan')
Aspek Informasi
Tipe Protein Baru dalam De-etiolasi
  • Enzim fotosintesis
  • Enzim pembentuk prekursor klorofil
  • Protein pengatur kadar hormon tumbuhan
Contoh Respons Hormon Penurunan kadar auksin & brasinosteroid → perlambatan pemanjangan batang
Fungsi Penurunan Hormon Mendukung perubahan morfologi saat tunas terkena cahaya
Kompleksitas Jalur Sinyal Setiap hormon dan stimulus memicu satu atau lebih jalur transduksi kompleks
Teknik Eksperimen Modern Kombinasi genetika mutan & biologi molekular digunakan untuk mengidentifikasi jalur
Asal-usul Pengetahuan Dibangun di atas studi fisiologi dan biokimia klasik terhadap tumbuhan
Kesimpulan Awal Hormon tumbuhan adalah molekul sinyal internal pengatur pertumbuhan
Hormon tumbuhan membantu mengkordinasi pertumbuhan,perkembangang dan respons terhadap stimulus
Aspek Informasi
Definisi Awal Hormon Molekul sinyal dalam jumlah kecil yang ditranspor dan memicu respons spesifik
Hormon pada Hewan Biasanya ditranspor melalui sistem sirkulasi (darah)
Masalah Definisi bagi Tumbuhan
  • Tumbuhan tidak memiliki sistem sirkulasi
  • Beberapa molekul sinyal bekerja lokal, bukan sistemik
  • Ada senyawa seperti sukrosa yang konsentrasinya sangat tinggi tapi fungsinya mirip hormon
Istilah Modern Regulator Pertumbuhan Tumbuhan (Plant Growth Regulator) — senyawa organik alami/sintetik yang memodifikasi proses fisiologis tumbuhan
Penggunaan Istilah "Hormon tumbuhan" dan "regulator pertumbuhan" digunakan bergantian. Dalam buku ini tetap digunakan istilah hormon tumbuhan.
Kriteria Hormon Tumbuhan Aktif pada konsentrasi yang sangat rendah
Pengaruh Hormon
  • Satu hormon dapat memengaruhi banyak proses
  • Satu proses dapat dipengaruhi oleh beberapa hormon
Penemuan hormon hormon tumbuhan
Aspek Informasi
Definisi Tropisme Respons pertumbuhan organ tumbuhan ke arah/menjauhi stimulus
Fototropisme
  • Positif: tumbuh ke arah cahaya
  • Negatif: menjauhi cahaya
Tanaman Model Semaian rumput (oat), dengan bagian penting: koleoptil
Temuan Darwin & Francis (1800-an)
  • Ujung koleoptil mengindra cahaya
  • Respons pertumbuhan terjadi di bawah ujung
  • Dugaan adanya sinyal kimia dari ujung ke bagian bawah
Eksperimen Boysen-Jensen
  • Kotak gelatin → sinyal lolos → koleoptil menekuk
  • Mika (impermeabel) → tidak ada pembengkokan
  • → Sinyal berupa zat kimia bergerak
Eksperimen Frits Went (1926)
  • Koleoptil dipotong, ujungnya diletakkan di agar
  • Agar mengandung zat pertumbuhan → jika ditempatkan eksentrik → koleoptil membengkok
Penamaan dan Identifikasi Auksin
  • Nama: Auksin (dari *auxein* = meningkatkan)
  • Disintesis: di ujung koleoptil
  • Dipurnakan oleh Kenneth Thimann → dikenal sebagai IAA (asam indolasetat)
Hipotesis Klasik Auksin Distribusi asimetris auksin → pemanjangan sel lebih cepat di sisi gelap → koleoptil membengkok ke cahaya
Temuan Terkini Pada batang eudikotil (seperti bunga matahari), tidak ada bukti distribusi auksin asimetris. Tapi ditemukan penghambat di sisi terang.
Survei Beberapa Hormon Tumbuhan
Aspek Informasi
Kelas Utama Hormon Tumbuhan Auksin, Sitokinin, Giberelin, Brasinosteroid, Asam Absisat, Etilen
Fungsi Tambahan Banyak molekul pertahanan terhadap patogen juga tergolong hormon
Kadar Hormon Sangat rendah, tetapi dampaknya besar pada pertumbuhan dan perkembangan
Cara Kerja Hormon
  • Mengubah ekspresi gen
  • Mempengaruhi enzim yang sudah ada
  • Mengubah sifat membran sel
Penguatan Sinyal Melalui jalur transduksi sinyal agar efeknya terasa meskipun konsentrasi kecil
Fungsi Umum Mengontrol pembelahan, pemanjangan, dan diferensiasi sel
Fungsi Tambahan Memediasi respons jangka pendek terhadap lingkungan
Efek Hormon Bergantung pada lokasi kerja, konsentrasi, dan tahap perkembangan tumbuhan
Penentu Respons Konsentrasi relatif antarhormon, bukan jumlah absolut satu hormon
Kunci Regulasi Keseimbangan hormon-hormon bekerja secara interaktif, bukan sendiri-sendiri
auksin
Aspek Penjelasan
Definisi Auksin Zat kimia yang mendorong pemanjangan koleoptil.
Auksin Alami Asam indoleasetat (IAA).
Senyawa Lain Ada senyawa sintetik yang juga memiliki aktivitas auksin.
Penggunaan Istilah "Auksin" Secara khusus merujuk pada IAA dalam bab ini.
Transpor Auksin Menuju ke bawah batang dari pucuk tunas, kecepatan ±10 mm/jam.
Lebih cepat dari difusi, lebih lambat dari floem.
Jalur Transpor Langsung melalui jaringan parenkim, sel ke sel.
Arah Transpor Hanya dari ujung ke dasar di tunas (transpor polar).
Hubungan dengan Gravitasi Tidak terkait gravitasi; tetap bergerak ke atas bila batang dibalik.
Mekanisme Polaritas Distribusi polar protein transporter di ujung basal sel.
Fungsi Auksin Merangsang pemanjangan sel dan pembentukan akar lateral.
Peran Auksin dalam pemanjangan Sel
Aspek Penjelasan
Fungsi Utama Auksin Merangsang pemanjangan sel di tunas muda yang berkembang.
Lokasi Sintesis Meristem apikal tunas.
Cara Kerja Awal Berikatan ke reseptor di membran plasma sel target.
Kisaran Efektif Efektif pada konsentrasi 10⁻⁸ hingga 10⁻⁴ M.
Efek Konsentrasi Tinggi Menghambat pemanjangan sel, mungkin lewat produksi etilen.
Hipotesis Pertumbuhan Asam Auksin merangsang pompa H⁺ → menurunkan pH dinding sel → aktivasi enzim ekspansin.
Peran Ekspansin Memutus ikatan silang mikrofibril selulosa → dinding sel melonggar.
Efek Osmotik Peningkatan H⁺ → masuknya ion dan air → turgor meningkat → sel memanjang.
Pengaruh pada Gen Auksin mengubah ekspresi gen dalam hitungan menit, menghasilkan protein baru.
Fungsi Protein Baru Beberapa adalah faktor transkripsi → menekan/mengaktifkan ekspresi gen lain.
Pertumbuhan Berkelanjutan Auksin juga merangsang produksi sitoplasma dan materi dinding sel.
Pembentukan Akar Samping dan Adventisia
Aspek Penjelasan
Peran Umum Auksin Merangsang pembentukan akar adventisia dan akar lateral.
Penggunaan Komersial Auksin digunakan dalam perbanyakan vegetatif tumbuhan melalui stek.
Cara Aplikasi Bagian potongan daun/batang diberi bubuk pembentuk akar yang mengandung auksin.
Efek pada Stek Merangsang pertumbuhan akar adventisia di dekat permukaan potongan.
Peran pada Akar Lateral Auksin juga terlibat dalam percabangan dan pembentukan akar lateral.
Penemuan pada Mutan Arabidopsis Mereka dengan proliferasi akar lateral ekstrem memiliki konsentrasi auksin 17× lebih tinggi dari normal.
Auksin sebagai herbisida
Aspek Penjelasan
Jenis Auksin Sintetik 2,4-D (2,4-dichlorophenoxyacetic acid).
Fungsi Umum Digunakan sebagai herbisida.
Efek pada Monokotil Dapat menginaktivasi auksin sintetik dengan cepat, sehingga tidak terpengaruh secara fatal.
Efek pada Eudikotil Tidak bisa menginaktivasi auksin sintetik → mati akibat overdosis hormon.
Penerapan Penyemprotan 2,4-D pada ladang sereal atau lapangan rumput membasmi gulma eudikotil (berdaun lebar).
sitokinin
Aspek Penjelasan
Asal Penemuan Ditemukan saat mencari zat aditif untuk meningkatkan pertumbuhan sel dalam kultur jaringan tumbuhan.
Penemu Awal Johannes van Overbeek (1940-an), menggunakan santan kelapa untuk merangsang pertumbuhan embrio tumbuhan.
Peneliti Lanjutan Folke Skoog & Carlos O. Miller (1950-an), menggunakan DNA terdegradasi untuk merangsang pembelahan sel tembakau.
Sumber Aktif Bentuk termodifikasi dari adenin, komponen asam nukleat.
Nama Hormon Diberi nama "sitokinin" karena merangsang sitokinesis (pembelahan sel).
Sitokinin Alami Utama Zeatin, pertama ditemukan pada jagung (Zea mays).
Efek Sitokinin
  • Merangsang pembelahan dan diferensiasi sel
  • Mempengaruhi dominansi apikal
  • Memperlambat proses penuaan sel
Status Penelitian Sintesis dan transduksi sinyal masih terus dipelajari lebih lanjut.
kontrol pembelahan dan diferensial sel
Aspek Penjelasan
Tempat Produksi Sitokinin Jaringan aktif tumbuh seperti akar, embrio, dan buah.
Transpor Sitokinin Bergerak naik ke jaringan target melalui getah xilem.
Efek Umum Bersama auksin, merangsang pembelahan dan diferensiasi sel.
Eksperimen Kultur Jaringan
  • Tanpa sitokinin: sel membesar tetapi tidak membelah
  • Dengan auksin + sitokinin: sel membelah
  • Dengan sitokinin saja: tidak terjadi pembelahan
Rasio Sitokinin:Auksin Mengontrol arah diferensiasi sel.
Kondisi Rasio dan Dampaknya
  • Rasio seimbang: membentuk kalus (massa sel tak terdiferensiasi)
  • Rasio sitokinin tinggi: berkembang jadi tunas
  • Rasio auksin tinggi: berkembang jadi akar
Kontrol dominasi apikal
Aspek Penjelasan
Dominansi Apikal Kemampuan kuncup apikal menekan pertumbuhan kuncup aksilaris (samping).
Hipotesis Utama Hipotesis penghambatan langsung: auksin menghambat langsung kuncup aksilaris, sitokinin melawan efek tersebut.
Peran Auksin Ditranspor ke bawah dari pucuk apikal, menekan kuncup aksilaris dan mendorong pertumbuhan memanjang (vertikal).
Peran Sitokinin Ditranspor dari akar ke tunas, mendorong pertumbuhan kuncup aksilaris.
Rasio Auksin:Sitokinin Menentukan apakah kuncup aksilaris akan terhambat atau tumbuh.
Bukti Eksperimen
  • Memotong pucuk apikal → kuncup aksilaris tumbuh → tanaman jadi rimbun
  • Menambahkan auksin ke tunas terpotong → menghambat kembali kuncup aksilaris
  • Mutan/suplemen sitokinin → tanaman lebih rimbun
Kontradiksi Eksperimen Pemotongan justru meningkatkan kadar auksin di kuncup aksilaris, bertentangan dengan hipotesis penghambatan langsung.
Kesimpulan Hipotesis penghambatan langsung tidak menjelaskan seluruh hasil; diperlukan model baru atau lebih kompleks.
efek efek anti penuaan
Aspek Penjelasan
Fungsi Utama Memperlambat penuaan organ tumbuhan (daun, bunga, dll).
Mekanisme Kerja
  • Menghambat pemecahan protein
  • Merangsang sintesis RNA dan protein
  • Memobilisasi nutrien dari jaringan sekitar
Eksperimen Daun Daun yang dicelupkan ke larutan sitokinin tetap hijau lebih lama.
Efek pada Tumbuhan Utuh Memperlambat kerusakan (deteriorasi) daun secara keseluruhan.
Aplikasi Komersial Digunakan oleh penjual bunga untuk menjaga kesegaran bunga potong dengan semprotan sitokinin.
Giberelin
Aspek Penjelasan
Fenomena Awal Petani di Asia mengamati semaian padi tumbuh tinggi, rapuh, dan rebah sebelum berbunga.
Penemuan Patogen Pada 1926, E. Kurosawa menemukan fungi Gibberella sebagai penyebab penyakit semaian aneh tersebut.
Penemuan Senyawa Pada 1930-an, diketahui fungi menghasilkan zat pemanjang batang, dinamai giberelin.
Produksi oleh Tumbuhan Pada 1950-an ditemukan bahwa tumbuhan juga menghasilkan giberelin (GA).
Jumlah Varian Telah diidentifikasi lebih dari 100 jenis giberelin, namun hanya sebagian kecil terdapat di setiap spesies.
Kasus 'Padi Aneh' Disebabkan oleh overdosis giberelin, yang biasanya hanya ditemukan dalam kadar rendah di tumbuhan.
Fungsi Giberelin
  • Pemanjangan batang
  • Pertumbuhan buah
  • Germinasi (perkecambahan) biji
Pemanjangan batang
Aspek Penjelasan
Tempat Produksi Utama Akar dan daun muda.
Target Efek
  • Merangsang pertumbuhan batang dan daun
  • Hanya sedikit pengaruh pada akar
Cara Kerja
  • Merangsang pemanjangan dan pembelahan sel batang
  • Mengaktifkan enzim pelonggar dinding sel → memungkinkan masuknya ekspansin
  • Bekerja bersama auksin dalam pemanjangan batang
Efek pada Tumbuhan Kerdil Tumbuhan mutan kerdil (misal ercis Mendel) bisa tumbuh tinggi setelah diberi giberelin.
Efek pada Tumbuhan Normal Sering tidak menunjukkan respons tambahan karena sudah menghasilkan giberelin secara optimal.
Contoh Paling Dramatis Pelejitan (bolting) – pertumbuhan cepat tangkai bunga yang disebabkan oleh giberelin.
Peran Giberelin dalam Pertumbuhan Buah dan Perkecambahan Biji
Aspek Penjelasan
Peran Bersama Auksin Baik auksin maupun giberelin diperlukan agar buah dapat berkembang dengan baik.
Aplikasi Komersial Penyemprotan anggur Thompson tak berbiji:
  • Meningkatkan ukuran buah anggur
  • Memanjangkan internodus → memberi ruang antar buah
  • Meningkatkan sirkulasi udara → mengurangi infeksi mikroorganisme
Sumber Giberelin pada Biji Embrio biji merupakan sumber giberelin yang kaya.
Peran Saat Imbibisi Giberelin dilepaskan oleh embrio → memberi sinyal akhir dormansi → memulai germinasi.
Peran Pengganti Syarat Lingkungan Biji yang butuh cahaya atau suhu rendah dapat bergerminasi hanya dengan perlakuan giberelin.
Efek pada Sereal Merangsang sintesis enzim seperti α-amilase → memobilisasi cadangan nutrisi dalam endosperma.
Brassinosteroid: Struktur, Fungsi, dan Penemuan
Aspek Penjelasan
Struktur Kimia Brassinosteroid adalah steroid, menyerupai kolesterol dan hormon seks pada hewan.
Efek Fisiologis
  • Merangsang pemanjangan dan pembelahan sel pada batang dan semaian (efektif hingga 10⁻¹² M)
  • Memperlambat absisi (pengguguran) daun
  • Mendorong diferensiasi xilem
Kemiripan dengan Auksin Efeknya secara kualitatif mirip dengan auksin, sehingga sempat diduga sebagai jenis auksin.
Penegasan sebagai Hormon Dikonfirmasi sebagai hormon tumbuhan berdasarkan bukti biologi molekular.
Penelitian Joanne Chory
  • Meneliti mutan Arabidopsis yang berpenampilan seperti tanaman terang meski tumbuh di gelap
  • Mutasi terjadi pada gen yang mengkode enzim sintesis steroid (mirip mamalia)
  • Fenotipe mutan dipulihkan dengan pemberian brasinosteroid
Asam Absisat (ABA): Sejarah, Fungsi, dan Karakteristik Umum
Aspek Penjelasan
Penemuan Awal
  • 1960-an: dua tim peneliti mengisolasi senyawa sama dari pohon meranggas (kuncup & daun) dan buah kapas
  • Senyawa tersebut adalah asam absisat (ABA)
Peran yang Dianggap Awal Diperkirakan berperan utama dalam dormansi kuncup dan absisi daun
Peran Nyata Peran utama ABA justru ditemukan dalam:
  • Perlambatan pertumbuhan
  • Pengaturan dormansi biji
  • Respons terhadap kekeringan
Sifat Umum Berfungsi antagonis terhadap hormon pertumbuhan lain seperti auksin, sitokinin, giberelin, dan brasinosteroid.
Faktor Penentu Respon Fisiologis Rasio ABA terhadap hormon pertumbuhan menentukan hasil fisiologis akhir.
Fokus Pembahasan Efek ABA pada dormansi biji dan toleransi kekeringan akan dibahas lebih lanjut.
Peran Asam Absisat (ABA) dalam Dormansi Biji
Aspek Penjelasan
Fungsi Umum Dormansi Menunda germinasi hingga tersedia cahaya, suhu, dan kelembapan yang cukup untuk sintas semaian.
Peran ABA dalam Dormansi
  • Kadar ABA meningkat hingga 100× selama pematangan biji.
  • Menghambat germinasi dan menginduksi produksi protein pelindung dari dehidrasi ekstrem.
Pemicu Berakhirnya Dormansi
  • Pencucian ABA oleh hujan lebat (tumbuhan gurun)
  • Pemaparan cahaya
  • Suhu dingin dalam jangka waktu lama
Pengaruh Rasio ABA:Giberelin Rasio ini menentukan apakah biji akan dorman atau bergerminasi.
Germinasi Dini
  • Kadar ABA rendah atau tidak aktif → biji bisa bergerminasi sebelum waktunya
  • Contoh: jagung mutan tanpa faktor transkripsi fungsional → ABA gagal aktivasi gen dormansi
  • Contoh: biji bakau merah → germinasi dini sebagai adaptasi hidup di lumpur lunak
Eksperimen Tambahan ABA Menambahkan ABA ke biji yang siap germinasi → menginduksi kembali dormansi
Peran ABA dalam Toleransi terhadap Kekeringan
Aspek Penjelasan
Fungsi Umum ABA adalah molekul sinyal utama untuk membantu tumbuhan bertahan dalam kondisi kekeringan.
Respon terhadap Layu
  • ABA terakumulasi di daun saat tumbuhan mulai layu
  • Menyebabkan penutupan stomata dengan cepat
  • Mengurangi transpirasi → mencegah kehilangan air lebih lanjut
Mekanisme Seluler
  • ABA memengaruhi pembawa pesan kedua seperti kalsium
  • Membuka saluran kalium di membran sel penjaga stomata
  • Ion kalium keluar → air ikut keluar secara osmotik → turgor sel turun → stomata menutup
Transpor ABA dari Akar Pada kekurangan air yang lebih dulu dirasakan akar, ABA dikirim ke daun sebagai "peringatan dini".
Mutan Rentan Layu Mereka biasanya tidak mampu menghasilkan ABA dalam jumlah cukup.
Etilen: Sejarah, Produksi, dan Fungsi Umum
Aspek Penjelasan
Penemuan Awal
  • 1800-an: Kebocoran gas batu bara → pohon menggugurkan daun
  • 1901: Dimitry Neljubow mengidentifikasi etilen sebagai zat aktif dalam gas batu bara
Penerimaan sebagai Hormon Lama tidak diakui sebagai hormon tumbuhan hingga kemajuan kromatografi gas
Kondisi yang Memicu Produksi Etilen
  • Stres: kekeringan, kebanjiran, tekanan mekanis, cedera, infeksi
  • Proses alami: pematangan buah, kematian sel terprogram
  • Rangsangan eksternal: auksin dosis tinggi
Hubungan dengan Auksin Banyak efek yang dianggap akibat auksin ternyata dimediasi oleh etilen (misalnya penghambatan pemanjangan akar)
Fokus Efek yang Akan Dibahas
  1. Respons terhadap stres mekanis
  2. Senesensia (penuaan sel)
  3. Absisi daun
  4. Pematangan buah
respons rangkap tiga terhadap stres mekanis
Aspek Penjelasan
Definisi Respons adaptif semaian terhadap halangan fisik dengan menghasilkan etilen.
3 Komponen Respons Rangkap-Tiga
  1. Perlambatan pemanjangan batang
  2. Penebalan batang (menguatkan struktur)
  3. Penekukan batang agar tumbuh mendatar
Fungsi Adaptif Membantu semaian menghindari halangan fisik saat tumbuh ke atas tanah.
Peran Etilen Hormon pemicu utama respons rangkap-tiga. Bukti: etilen sintetis dapat memicu respons meski tanpa halangan.
Mutan Arabidopsis Terkait
  • ein (ethylene-insensitive): tidak menunjukkan respons meski ada etilen; tidak punya reseptor fungsional
  • eto (ethylene-overproducing): menunjukkan respons berlebihan; produksi etilen 20× lipat
  • ctr (constitutive triple-response): selalu aktifkan respons rangkap-tiga walau tanpa etilen; tidak responsif terhadap inhibitor
Fungsi Gen CTR Mengodekan protein kinase yang merupakan regulator negatif transduksi sinyal etilen.
Etilen mengikat reseptor → kinase terinaktivasi → memungkinkan respons rangkap-tiga.
Senesensia
Aspek Penjelasan
Definisi Senesensia Kematian terprogram pada sel, organ, atau seluruh tumbuhan.
Contoh Peristiwa
  • Peranggasan daun di musim gugur
  • Kematian tumbuhan tahunan setelah berbunga
  • Kematian unsur pembuluh saat diferensiasi
Apoptosis Tahap aktif dari senesensia di tingkat sel, melibatkan:
  • Ekspresi gen baru
  • Produksi enzim-enzim yang memecah klorofil, DNA, RNA, protein, dan lipid membran
Pengelolaan Hasil Pemecahan Tumbuhan menyimpan kembali hasil-hasil dari pemecahan komponen selular tersebut.
Peran Etilen Produksi etilen dalam jumlah besar hampir selalu menyertai senesensia (kematian sel/organ).
Peran Etilen dalam Pematangan Buah
Aspek Penjelasan
Ciri Buah Belum Matang Pahit, keras, hijau — melindungi biji dari herbivora.
Tujuan Pematangan Menarik hewan penyebar biji dengan rasa manis, warna, dan aroma.
Peran Etilen Memicu pematangan buah secara enzimatik dan sinyal kimia.
Perubahan Selama Pematangan
  • Pelunakan buah (pemecahan dinding sel)
  • Pemanisan (konversi pati dan asam → gula)
  • Produksi aroma dan perubahan warna
Umpan Balik Positif Etilen → pematangan → lebih banyak etilen → pematangan berantai
Difusi Antar Buah Etilen sebagai gas menyebar dari buah ke buah → pematangan serempak
Aplikasi Praktis
  • Mematangkan buah di kantong kertas (menahan etilen)
  • Skala industri: wadah besar ditambahkan etilen buatan
  • Perlambatan pematangan: udara bersirkulasi + CO₂ menghambat sintesis etilen (contoh: apel)
Rekayasa Genetik
  • Tomat hasil rekayasa: tidak matang sampai ditambahkan etilen
  • Tujuan: mengurangi kerusakan pascapanen
Sistem sistem biologi dan interaksi hormon
Aspek Penjelasan
Interaksi Hormon
  • Respons tumbuhan jarang dipicu oleh satu hormon saja
  • Contoh: Perendaman padi → etilen meningkat (×50), ABA menurun, sensitivitas giberelin meningkat
Kesulitan Rekayasa Genetika Sulit menentukan target molekular terbaik (reseptor etilen, penghambat ABA, atau sintesis giberelin) karena kompleksitas interaksi.
Pendekatan Biologi Sistem
  • Berfokus pada sifat biologis yang muncul dari interaksi antar komponen (gen, protein, hormon, metabolit)
  • Memanfaatkan genomik, microarray, dan proteomik
Spesies Tumbuhan yang Sudah Disekuensing (2008) Arabidopsis, padi (Oryza sativa), poplar (Populus trichocarpa), anggur (Vitis vinifera), jagung (Zea mays)
Keterbatasan Data Genetik Mengetahui semua komponen sistem (gen/protein) ≠ memahami sistem; ibarat tahu semua bagian pesawat tapi tidak tahu cara terbang.
Tujuan Biologi Sistem
  • Memahami interaksi seluruh unsur dalam tumbuhan
  • Merancang model tumbuhan hidup secara komputasional
  • Prediksi hasil rekayasa genetika sebelum eksperimen nyata
Harapan Masa Depan
  • Lab robotik pencatat ekspresi gen real-time
  • Pemodelan seluruh sistem tumbuhan
  • Rekayasa genetika presisi tinggi
respons tenhadap cahaya sangat penting bagi keberhasilan tumbuhan
Aspek Penjelasan
Fungsi Cahaya
  • Energi untuk fotosintesis
  • Petunjuk pertumbuhan dan perkembangan
  • Pengukuran waktu dan musim
Fotomorfogenesis Efek cahaya terhadap morfologi tumbuhan (struktur fisik dan bentuk).
Deteksi Cahaya oleh Tumbuhan Mendeteksi:
  • Keberadaan cahaya
  • Arah datang cahaya
  • Intensitas cahaya
  • Panjang gelombang (warna) cahaya
Spektrum Aksi Grafik efektivitas panjang gelombang terhadap respons tumbuhan.
Contoh: spektrum aksi fotosintesis → puncak pada cahaya merah & biru.
Hubungan dengan Pigmen Spektrum aksi dibandingkan dengan spektrum penyerapan → mengungkap pigmen fotoreseptor yang terlibat.
Warna Penting Cahaya merah dan biru adalah yang paling penting dalam regulasi fotomorfogenesis.
Kelas Fotoreseptor
  • Fotoreseptor cahaya biru: menyerap cahaya biru
  • Fitokrom: menyerap cahaya merah
Fotoreseptor cahaya biru
Aspek Penjelasan
Respons yang Diperantarai Cahaya Biru
  • Fototropisme (penekukan menuju cahaya)
  • Pembukaan stomata yang diinduksi cahaya
  • Perlambatan pemanjangan hipokotil saat semaian menembus tanah
Nama "Kriptokrom" Diberikan pada 1970-an karena identitas reseptornya masih misterius (dari kryptos = tersembunyi, chrom = pigmen).
Penemuan 1990-an Ada setidaknya tiga jenis fotoreseptor cahaya biru:
  • Kriptokrom: menghambat pemanjangan batang saat terkena cahaya biru
  • Fototropin: protein kinase untuk fototropisme & pergerakan kloroplas
  • Zeaxantin: kandidat fotoreseptor pada pembukaan stomata, masih diperdebatkan
Fungsi Kriptokrom Berperan dalam penghambatan pemanjangan batang saat tumbuhan pertama kali terkena cahaya.
Fungsi Fototropin
  • Mengatur fototropisme (penekukan arah cahaya)
  • Mengatur pergerakan kloroplas terhadap arah cahaya
Perdebatan Saat Ini Belum jelas apakah fototropin atau zeaxantin yang menjadi fotoreseptor utama pada pembukaan stomata.
Fitokrom sebagai fotoreseptor
Aspek Penjelasan
Nama Fotoreseptor Fitokrom — pigmen tumbuhan yang sensitif terhadap cahaya merah
Peran Umum Mengatur berbagai respons tumbuhan terhadap cahaya, termasuk:
  • De-etiolasi (peralihan dari pertumbuhan gelap ke terang)
  • Germinasi biji
  • Penghindaran naungan
Contoh 1: Germinasi Biji Fitokrom memediasi respons biji terhadap cahaya merah → mengaktifkan atau menonaktifkan germinasi tergantung kondisi pencahayaan.
Contoh 2: Penghindaran Naungan Fitokrom membantu tumbuhan mendeteksi cahaya yang tersaring (misalnya oleh kanopi tumbuhan lain) dan mengubah pola pertumbuhan (misalnya pemanjangan batang).
fitokrom dan germinasi biji
Aspek Penjelasan
Alasan Cahaya Penting Biji berukuran kecil hanya bergerminasi saat kondisi cahaya (dan lingkungan) optimal, untuk menjamin kelangsungan hidup semaian.
Contoh Perubahan Lingkungan Kematian pohon atau pembajakan ladang mengubah pola cahaya → memicu germinasi biji dorman.
Penelitian 1930-an (Selada)
  • Paparan cahaya merah (660 nm) → meningkatkan germinasi
  • Paparan merah-jauh (730 nm) → menghambat germinasi
  • Kilatan cahaya terakhir yang menentukan hasil (efek dapat dibalik)
Fotoreseptor Fitokrom, terdiri dari dua subunit: polipeptida + kromofor (penyerap cahaya)
Isomer Fotoreversibel
  • Pr (menyerap merah)
  • Pfr (menyerap merah-jauh)
  • Pr ⇄ Pfr tergantung warna cahaya
Bentuk Aktif Pfr adalah bentuk aktif yang memicu respons tumbuhan (termasuk germinasi).
Urutan Aktivasi Germinasi
  • Cahaya merah → ubah Pr → Pfrgerminasi aktif
  • Cahaya merah-jauh → ubah Pfr → Prgerminasi terhambat
Saklar Cahaya di Alam
  • Fitokrom disintesis dalam bentuk Pr
  • Pr → Pfr oleh cahaya matahari (karena lebih banyak merah)
  • Rasio Pfr/Pr meningkat → memicu germinasi
Jenis Fitokrom Terdapat lima jenis fitokrom berbeda pada Arabidopsis, dengan variasi polipeptida.
fitokrom dan penghindaran naungan
Aspek Penjelasan
Peran Umum Fitokrom Mengukur kualitas cahaya berdasarkan rasio cahaya merah (R) dan merah-jauh (FR).
Interkonversi Pr ↔ Pfr
  • Siang hari: Pr ⇄ Pfr dalam kesetimbangan dinamis
  • Rasio Pr:Pfr mencerminkan komposisi spektrum cahaya sekitar
Penghindaran Naungan
  • Di bawah naungan → lebih banyak cahaya merah-jauh (FR) → Pr ↑
  • Tumbuhan merespons dengan meningkatkan pertumbuhan vertikal
Alasan Fisiologis Klorofil daun kanopi menyerap cahaya merah dan melewatkan cahaya merah-jauh.
Respons Terhadap Sinar Matahari Langsung
  • Cahaya merah tinggi → Pfr ↑
  • Merangsang percabangan
  • Menghambat pertumbuhan vertikal (batang tinggi tidak diperlukan)
Peran Tambahan Fitokrom Mendeteksi waktu dan musim melalui jam biologis tumbuhan (dibahas selanjutnya).
jam biologis dan ritme sirkadia
Aspek Penjelasan
Definisi Ritme Sirkadia Siklus fisiologis ±24 jam yang terjadi meskipun tanpa pengaruh langsung dari lingkungan eksternal.
Contoh Ritme pada Tumbuhan
  • Gerakan “tidur” daun pada kacang (naik-turun harian)
  • Pembukaan stomata
  • Produksi enzim fotosintetik
Eksperimen Ruang Terkontrol Walau tanpa perubahan cahaya/suhu, tumbuhan tetap menunjukkan ritme ±24 jam.
Free-Running Rhythm
  • Periode ritme tanpa penyetel lingkungan: 21–27 jam
  • Misalnya, daun kacang tetap naik-turun dengan periode 26 jam dalam kegelapan konstan
Jam vs Jarum Jam Gerakan daun adalah indikator ("jarum"), bukan sumber ritme ("jam") itu sendiri.
Mekanisme Molekuler
  • Hipotesis: protein transkripsi menghambat sintesis dirinya sendiri (umpan balik negatif)
  • Konsentrasi protein naik & turun secara sirkadis
Eksperimen Luciferase
  • Gen luciferase (kunang-kunang) dipasang pada promotor gen fotosintesis di Arabidopsis
  • Jika jam menyala, tumbuhan memendar mengikuti ritme sirkadia
Identifikasi Mutan Jam
  • Mutan diisolasi berdasarkan lama atau pendeknya periode cahaya
  • Gen-gen mutan terkait protein pengikat fotoreseptor
  • Mutasi → gangguan mekanisme penyetelan jam oleh cahaya
Relevansi Umum Ritme sirkadia ditemukan di semua eukariota (termasuk manusia), memengaruhi fisiologi harian.
efek cahaya pada jam biologis
Aspek Penjelasan
Free-Running Rhythm (Contoh Kacang)
  • Periode sirkadia kacang: ±26 jam
  • Tanpa cahaya, daun naik 2 jam lebih lambat setiap hari → terjadi desinkronisasi
Desinkronisasi Jam biologis tidak lagi sejalan dengan waktu nyata (analog: jet lag pada manusia).
Faktor Penyeting Jam Cahaya adalah isyarat lingkungan utama yang menyetel jam menjadi tepat 24 jam/hari.
Fotoreseptor yang Terlibat
  • Fitokrom (lebih dipahami)
  • Fotoreseptor cahaya biru juga berperan
Sistem Saklar Fitokrom
  • Pr ⇄ Pfr tergantung warna cahaya
  • Dalam gelap: dominan Pr
  • Saat fajar: Pr → Pfr cepat meningkat → menyetel ulang jam sirkadia
Mekanisme Enzimatik
  • Fitokrom disintesis dalam bentuk Pr
  • Prf dihancurkan lebih cepat daripada Pr → dominasi Pr dalam gelap
Fungsi Harian Pfr Jumlah Pfr saat fajar digunakan tumbuhan untuk menyetel waktu "0" dari siklus harian mereka.
Relevansi Musiman Interaksi fitokrom dan jam biologis membantu tumbuhan mengukur panjang malam dan siang → menyesuaikan aktivitas musiman.
fotoperiodisme dan respons terhadap musim
Aspek Penjelasan
Konsekuensi Salah Waktu
  • Berbunga tanpa kehadiran penyerbuk
  • Pohon meranggas menumbuhkan daun saat musim dingin
Contoh Peristiwa Musiman
  • Germinasi biji
  • Perbungaan
  • Awal dan akhir dormansi kuncup
Stimulus Penentu Musim Fotoperiode: panjang relatif siang dan malam digunakan tumbuhan untuk menentukan waktu dalam setahun.
Definisi Fotoperiodisme Respons fisiologis tumbuhan terhadap fotoperiode (panjang hari/malam), seperti perbungaan.
Fungsi Fotoperiodisme
  • Menyinkronkan siklus hidup dengan musim
  • Memastikan peristiwa penting (berbunga, bertunas) terjadi di waktu yang optimal
fotoperiodisme dan kontrol perbungaan
Aspek Penjelasan
Penemuan Awal Varietas Maryland Mammoth (tembakau) tidak berbunga di musim panas meskipun mendapat suhu, kelembapan, dan nutrisi optimal. Baru berbunga saat hari menjadi lebih pendek.
Pemicu Perbungaan Fotoperiode: manipulasi panjang siang dan malam menunjukkan bahwa durasi malam menjadi faktor penentu berbunga atau tidak.
Tumbuhan Hari-Pendek
  • Berbunga jika siang hari lebih pendek dari panjang kritis.
  • Contoh: Maryland Mammoth, krisantemum, poinsetia, beberapa varietas kedelai.
Tumbuhan Hari-Panjang
  • Berbunga jika siang hari lebih panjang dari panjang kritis.
  • Contoh: bayam, lobak, selada, iris, sereal.
Tumbuhan Hari-Netral
  • Perbungaan tidak tergantung pada panjang siang.
  • Contoh: tomat, padi, dandelion.
panjang malam kritis
Aspek Penjelasan
Konsep Utama Perbungaan dikontrol oleh panjang malam, bukan panjang siang. Inilah dasar dari konsep panjang malam kritis.
Tumbuhan Hari-Pendek
  • Berbunga hanya jika malam hari berlangsung setidaknya selama panjang malam kritis.
  • Contoh: Cocklebur (Xanthium strumarium), krisan.
  • Cahaya sekilas saat malam menghambat perbungaan.
Tumbuhan Hari-Panjang
  • Berbunga hanya jika malam hari lebih pendek daripada panjang malam kritis.
  • Penyelaan malam panjang dengan cahaya bisa memicu perbungaan.
Peran Fitokrom
  • Fotoreversibilitas cahaya merah (R) dan merah-jauh (FR) mengatur saklar Pr ⇄ Pfr.
  • Fitokrom mendeteksi interupsi cahaya dan menyetel jam biologis.
Ketepatan Deteksi Beberapa tumbuhan hari-pendek tidak akan berbunga jika malam lebih pendek 1 menit dari panjang kritis.
Manfaat dalam Industri
  • Krisan bisa "dipaksa" mekar di Hari Ibu (Mei) dengan kilatan cahaya malam.
  • Pengendalian berbunga di luar musim oleh florikultur.
Respons Kompleks
  • Ada tumbuhan yang hanya butuh 1 fotoperiode sesuai → langsung berbunga.
  • Ada yang perlu fotoperiode sesuai selama beberapa hari.
  • Ada yang harus mengalami dingin dahulu (mis. gandum musim dingin).
Vernalisasi
  • Proses induksi berbunga oleh suhu dingin (<10°C selama minggu).
  • Contoh: Gandum musim dingin memerlukan vernalisasi sebelum merespons fotoperiode panjang.
Hormon Perbungaan?
Aspek Penjelasan
Lokasi Deteksi Fotoperiode Daun mendeteksi panjang siang/malam dan mengirim sinyal ke meristem untuk memulai perbungaan.
Bukti Peran Daun
  • Satu daun yang terpapar cukup untuk menginduksi bunga.
  • Jika semua daun dibuang, perbungaan tidak terjadi walaupun meristem masih ada.
Eksperimen Cangkok
  • Tumbuhan yang telah terinduksi fotoperiode bisa mentransfer sinyal ke tumbuhan lain melalui cangkok.
  • Sinyal ini memicu perbungaan di tumbuhan yang semula tidak terinduksi.
Hipotesis Florigen
  • Florigen adalah molekul sinyal yang menginduksi perbungaan.
  • Selama 70 tahun belum ditemukan karena fokus hanya pada molekul kecil.
  • Sekarang dicurigai sebagai makromolekul (misal: protein atau mRNA).
Peran CONSTANS
  • Gen CONSTANS (CO) harus aktif di daun untuk perbungaan pada Arabidopsis (tumbuhan hari-panjang).
  • Jika CO hanya aktif di daun → tumbuhan tetap bisa berbunga.
Peran FLOWERING LOCUS T (FT)
  • CONSTANS menyalakan ekspresi gen FT di daun.
  • Protein FT berpindah ke meristem apikal dan memicu perbungaan.
  • FT diduga kuat sebagai kandidat florigen.
Kesimpulan Florigen = kemungkinan besar protein FT, dipicu oleh CONSTANS di daun, berpindah ke meristem untuk mengawali pembentukan bunga.
Transisi Meristem dan Perbungaan
Komponen Peran dalam Perbungaan
Petunjuk Lingkungan
  • Fotoperiode: Panjang siang/malam yang terdeteksi daun untuk menyinkronkan musim.
  • Vernalisasi: Pemaparan suhu dingin untuk "memperbolehkan" perbungaan pada beberapa spesies.
Molekul Persinyalan Internal
  • Protein FT: Disintesis di daun, bergerak ke meristem, dan memicu perbungaan.
  • Hormon Tumbuhan: Diduga terlibat sebagai pengatur pendukung dalam transduksi sinyal.
Transisi Meristem
  • Meristem berubah dari vegetatif (daun dan tunas) menjadi generatif (bunga).
  • Diperlukan aktivasi gen yang mengarahkan peralihan ini.
Gen Regulasi Awal
  • Gen awal mengatur apakah meristem akan membentuk kuncup bunga atau tetap vegetatif.
Gen Pola Bunga
  • Gen spesifik bertugas menentukan lokasi dan jenis organ bunga:
  • Sekal, petal, stamen, karpel → disusun secara spasial pada meristem.
Tujuan Penelitian
  • Memahami jalur transduksi sinyal dari sinyal eksternal (seperti cahaya) hingga ekspresi gen pembentuk bunga.
Tumbuhan merespons berbagai macam stimulus selain cahaya
Stimulus Lingkungan Jenis Respons Contoh Respons Tumbuhan
Gravitasi Gravitropisme Akar tumbuh ke bawah (positif), batang tumbuh ke atas (negatif)
Sentuhan / Kontak Tigmotropisme Ujung sulur kacang melilit tiang atau rambatan
Suhu ekstrem (dingin/beku) Resistensi dingin Produksi protein antifreeze untuk mencegah pembentukan kristal es di dalam sel
Stres kekeringan Adaptasi fisiologis Penutupan stomata, pengurangan luas daun, akar tumbuh lebih dalam
Sentuhan tiba-tiba Nasti (tigmonasti) Daun putri malu menutup saat disentuh
Infeksi patogen Respon imun tumbuhan Produksi fitohormon dan protein pertahanan seperti fitoaleksin
Cedera mekanik Respon pertahanan Produksi senyawa kimia pahit atau beracun (misalnya alkaloid)
Gravitasi
Komponen Penjelasan Contoh/Peran
Gravitropisme Respons arah pertumbuhan terhadap gravitasi Akar: gravitropisme positif (tumbuh ke bawah)
Tunas: gravitropisme negatif (tumbuh ke atas)
Statolit Plastida terspesialisasi berisi pati padat yang jatuh ke sisi bawah sel Membantu sel mengindra arah gravitasi
Terutama ditemukan dalam sel tudung akar
Kalsium (Ca²⁺) Ion yang didistribusikan ulang oleh statolit dalam sel Mempengaruhi arah transpor auksin secara lateral
Auksin Hormon tumbuhan yang mendistribusi secara asimetris akibat gravitasi Di akar: konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan sisi bawah
Di tunas: konsentrasi tinggi merangsang pemanjangan sisi bawah
Mutan tanpa statolit Tumbuhan yang tidak memiliki statolit tetap menunjukkan gravitropisme, meskipun lambat Menyiratkan peran mekanik seluruh sel (bukan hanya statolit)
Sitoskeleton Jaringan filamen internal sel yang mengalami tekanan mekanik akibat gravitasi Membantu deteksi arah gravitasi melalui deformasi
Memungkinkan gravitropisme meski tanpa statolit
Stimulus mekanis
Topik Penjelasan Contoh & Mekanisme
Thigmomorfogenesis Perubahan morfologi akibat rangsangan mekanis berulang - Pohon di daerah berangin tumbuh lebih pendek & kekar
- Menggosok batang menghambat pemanjangan
- Jalur sinyal: Ca²⁺ → aktivasi gen → perubahan dinding sel
Tigmotropisme Respons pertumbuhan arah terhadap sentuhan - Sulur anggur menggulung ke arah penopang
- Pertumbuhan diferensial di sisi sulur yang disentuh
Pergerakan cepat daun (tigmonasti) Respons non-pengaruh arah terhadap sentuhan - *Mimosa pudica* mengatupkan daun saat disentuh
- Hilangnya turgor karena keluarnya K⁺ dan air dari sel pulvini
Impuls listrik (Potensial aksi) Sinyal listrik lambat (1 cm/detik) sebagai media komunikasi internal - Deteksi lewat elektroda
- Potensial aksi menyebar dari satu anak daun ke seluruh daun
- Perangkap *Venus flytrap* juga memakai mekanisme ini
Respons sistemik Seluruh bagian tumbuhan merespons rangsangan keras - *Mimosa pudica*: sentuhan panas menyebabkan seluruh daun mengatup
- Melibatkan penyebaran molekul sinyal dari area luka
stres lingkungan
Kategori Stres Jenis Stres Dampak terhadap Tumbuhan Konsekuensi Ekologis
Stres Abiotik (Tidak hidup) Kekeringan Menurunkan turgor, menghentikan pertumbuhan, kerusakan jaringan Tumbuhan yang tidak tahan mati atau kalah bersaing
Banjir Hilangnya oksigen di akar, pembusukan jaringan Batas distribusi tumbuhan jadi terbatas
Suhu Ekstrem Denaturasi enzim, rusaknya membran, pembekuan cairan sel Mengurangi kesintasan dan hasil panen
Stres Lingkungan Lain Kemungkinan kombinasi stres seperti salinitas, cahaya berlebih, dll. Mempengaruhi reproduksi dan penyebaran geografis
Stres Biotik (Makhluk hidup) Patogen & Herbivor Infeksi penyakit, kerusakan jaringan karena dimakan Dibahas lebih lanjut di bagian akhir bab
kekeringan
Aspek Respons Tumbuhan terhadap Defisit Air Tujuan/Manfaat Dampak Tambahan
Stomata Sel penjaga kehilangan turgor dan stomata menutup Mengurangi kehilangan air lewat transpirasi Menurunkan laju pertukaran gas dan fotosintesis
Hormon Abiotik Asam absisat meningkat dan membantu menutup stomata Mempertahankan air saat kekeringan Efek jangka panjang pada pertumbuhan
Pertumbuhan Daun Pertumbuhan daun muda melambat; daun menggulung Mengurangi permukaan yang kehilangan air Fotosintesis berkurang → hasil panen menurun
Pertumbuhan Akar Pertumbuhan akar dangkal terhambat; akar dalam bertambah Mencari dan menyerap air tanah lebih efisien Mengubah pola distribusi akar secara adaptif
Banjir
Aspek Respons Tumbuhan terhadap Kelebihan Air Tujuan/Manfaat Contoh Kasus
Tanah terlalu jenuh air Akar tidak memperoleh oksigen karena minimnya rongga udara Menyebabkan stres metabolik dan kematian akar jika tidak diatasi Tanaman pot yang disiram berlebihan
Produksi etilen Kekurangan oksigen memicu peningkatan hormon etilen Menginduksi reaksi adaptif akar Terjadi pada tumbuhan biasa di tanah tergenang
Apoptosis sel korteks akar Sel-sel korteks akar dihancurkan (apoptosis) Membentuk tabung udara untuk suplai oksigen Terlihat pada berbagai spesies yang tidak terspesialisasi
Akar udara (adaptasi struktural) Bentuk akar yang terangkat keluar dari air untuk menyerap oksigen Menyuplai oksigen bagi akar yang terendam Bakau di habitat berpaya-paya
Stres Garam
Aspek Masalah yang Dihadapi Respons Tumbuhan Contoh Adaptasi / Spesies
Penurunan potensial air tanah Garam membuat potensial air tanah lebih negatif, menghambat serapan air Tumbuhan menghasilkan zat terlarut organik untuk menurunkan potensial air sel Semua tumbuhan toleran garam sedang
Ion-ion toksik (misalnya Na+) Natrium dan ion lain dalam konsentrasi tinggi bersifat toksik Membran akar selektif mencegah masuknya ion-ion beracun Tumbuhan umumnya (kecuali halofita)
Toleransi terbatas terhadap garam Kebanyakan tumbuhan tidak bertahan lama dalam kondisi salin tinggi Respons terbatas, umumnya tidak mampu bertahan terus-menerus Tumbuhan pertanian biasa
Halofita Spesies khusus yang hidup di lingkungan bergaram tinggi Memiliki kelenjar garam untuk mengekskresikan garam dari tubuh Bakau, Salicornia, Spartina
Stres Panas
Aspek Masalah yang Dihadapi Respons Tumbuhan Keterangan Tambahan
Enzim rusak Panas mendenaturasi enzim dan merusak metabolisme Menyintesis protein kejut-panas (heat-shock proteins) Protein ini berfungsi melindungi protein lain dari kerusakan
Peningkatan suhu daun Suhu daun dapat naik melebihi suhu optimal Pendinginan evaporatif melalui transpirasi Suhu daun bisa 3–10°C lebih rendah dari suhu udara
Kehilangan air Cuaca panas dan kering menyebabkan dehidrasi Penutupan stomata untuk menghemat air Mengurangi transpirasi tapi menghambat pendinginan
Protein chaperone Protein normal rusak saat suhu tinggi Chaperone membantu protein melipat dengan benar Juga ditemukan pada hewan dan mikroorganisme
Stres Dingin
Aspek Masalah yang Dihadapi Respons Tumbuhan Keterangan Tambahan
Fluiditas membran menurun Lipid membeku menjadi kristal → transpor zat terganggu Menambah proporsi asam lemak tak jenuh pada membran Asam lemak tak jenuh menjaga fluiditas pada suhu rendah
Kebekuan dinding sel Es terbentuk di luar sel → air keluar dari sitoplasma Meningkatkan kadar zat terlarut (mis. gula) dalam sitoplasma Mencegah dehidrasi dan menjaga osmotic balance
Kematian sel karena dehidrasi Air keluar → konsentrasi ion meningkat → kerusakan Adaptasi spesifik terhadap musim dingin Sel terlatih melawan stres ini di daerah musim dingin
Adaptasi terhadap musim Suhu dingin ekstrem mendadak lebih merusak Respon adaptif butuh waktu beberapa jam–hari Suhu turun bertahap lebih bisa ditoleransi tumbuhan
Tumbuhan merespons serangan herbivora dan patogen
Jenis Interaksi Contoh Organisme Dampak bagi Tumbuhan Respons Tumbuhan
Mutualisme Fungi (mikoriza), serangga penyerbuk Menguntungkan: membantu penyerapan air/mineral atau penyerbukan Menjaga struktur akar/daun khusus, menghasilkan nektar atau senyawa kimia penarik
Herbivori Hewan pemakan daun/batang/akar Merugikan: kehilangan jaringan, berkurangnya fotosintesis Memproduksi senyawa pahit, racun, atau struktur pelindung seperti duri
Infeksi patogen Virus, bakteri, fungi Merusak jaringan, bisa menyebabkan kematian tumbuhan Barikade fisik (lignin, kutikula), respons imun lokal & sistemik, sintesis senyawa antibakteri/antijamur
Predasi oleh organisme mikroskopis Protista parasit, nematoda Mengganggu fungsi akar atau jaringan dalam Mengaktifkan ekspresi gen resistensi dan jalur pertahanan hormonik
Pertahanan melawan herbivora
Kategori Jenis Pertahanan Contoh Mekanisme Efek terhadap Herbivor
Fisik Duri atau rambut tajam Duri pada mawar, kaktus, dll Menyulitkan atau menyakitkan untuk dimakan
Penguatan jaringan Dinding sel mengeras, lignifikasi Mengurangi kemampuan mengunyah serangga
Kimiawi Racun metabolit sekunder Kanavanin menggantikan arginin dalam protein serangga Merusak fungsi protein → serangga mati
Senyawa pahit / tidak enak Tanin, alkaloid, glikosida Mengurangi keinginan makan herbivor
Sinyal kimia ke tumbuhan lain Asam metilyasmonat pada kacang koro Menyiagakan pertahanan kimia pada tetangga
Ekologis Rekrutmen predator Tumbuhan melepaskan senyawa volatil yang memanggil tawon parasitoid Ulat pemakan tumbuhan dihancurkan dari dalam oleh larva tawon
Rekayasa genetika pertahanan Arabidopsis memproduksi senyawa pemikat tungau karnivor Meningkatkan daya tarik terhadap predator alami herbivor
Pertahanan melawan patogen
Tingkat Pertahanan Jenis Mekanisme Contoh/Detail Fungsi
Garis Pertahanan Pertama Penghalang fisik Epidermis (tubuh primer), Periderm (tubuh sekunder) Menghalangi masuknya patogen secara mekanis
Jalan masuk patogen Luka, stomata, bukaan alami Tempat patogen bisa menembus penghalang
Garis Pertahanan Kedua (Setelah Infeksi) Pengenalan patogen Protein R inang mengenali protein Avr dari patogen Memicu aktivasi pertahanan hanya terhadap patogen spesifik
Respons hipersensitif Kematian sel lokal yang terinfeksi (apoptosis terprogram) Membatasi penyebaran patogen
Resistensi sistemik yang diperoleh Aktivasi pertahanan menyeluruh & jangka panjang Mempersiapkan seluruh tubuh tumbuhan terhadap serangan selanjutnya
Tipe Patogen Virulen Berhasil menginfeksi dan menyebabkan penyakit Menekan atau menghindari sistem pertahanan tumbuhan
Avirulen Hanya memicu respons ringan / tidak mematikan tumbuhan Menciptakan "kompromi evolusioner" agar patogen tetap hidup tanpa membunuh inang
Respons hipersensitif
Aspek Penjelasan
Definisi Respons pertahanan lokal tumbuhan yang menyebabkan kematian sel di sekitar lokasi infeksi untuk membatasi penyebaran patogen.
Pemicu Elisitor dari patogen berikatan dengan protein R inang → memicu jalur transduksi sinyal pertahanan.
Perubahan Seluler
  • Perubahan permeabilitas membran plasma
  • Produksi fitoaleksin (senyawa fungisidal/bakterisidal)
  • Produksi protein PR (pathogenesis-related)
  • Penghancuran diri sendiri (apoptosis lokal)
Struktur yang Diperkuat
  • Dinding sel diperkuat melalui pertautan silang molekul
  • Penumpukan lignin sebagai penghalang penyebaran patogen
Tujuan Biologis
  • Membatasi patogen hanya pada area infeksi awal
  • Mencegah penyebaran ke jaringan sehat lain
Gejala Fisik Goresan atau bercak nekrotik (matinya sel) pada daun yang menunjukkan lokasi infeksi dan aktivasi HR.
Resistensi Sistemik yang diperoleh
Aspek Penjelasan
Definisi Respons pertahanan sistemik nonspesifik yang memberikan perlindungan jangka panjang terhadap berbagai patogen setelah infeksi lokal.
Awal Pemicu Infeksi patogen lokal yang menghasilkan molekul sinyal.
Molekul Sinyal
  • Asam metilsalisilat (methylsalicylic acid) diproduksi di area infeksi
  • Ditransport melalui floem ke seluruh tumbuhan
  • Diubah menjadi asam salisilat (salicylic acid) di jaringan lain
Efek Biologis
  • Induksi jalur transduksi sinyal
  • Produksi protein PR (pathogenesis-related proteins)
  • Peningkatan resistensi terhadap beragam patogen
Karakteristik
  • Bersifat sistemik (menyebar ke seluruh tubuh tumbuhan)
  • Nonspesifik (tidak tergantung pada jenis patogen tertentu)
  • Bertahan selama beberapa hari
Relevansi Historis Asam salisilat merupakan senyawa dasar dari aspirin, yang telah digunakan berabad-abad sebagai pereda nyeri (misalnya dari pepagan pohon willow).